Sidoarjo (ANTARA News) - Semburan baru (bubble) ke-78 yang muncul di rumah, Irawan warga RT3/RW1 Desa Siring Barat, Porong, Sidoarjo, Jatim, Kamis mengenangi sebagian ruas jalan Raya Porong.
Karena itu, warga terpaksa membuang semburan air bercampur lumpur iru, akibat buble baru itu tidak ditangani serius oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS).
Informasi yang dihimpun ANTARA News menyebutkan, awalnya semburan air itu sudah dipasangi pipa oleh pemilik toko oli Alam Jaya dan dibuang ke halaman samping rumah, namun ditolak warga setempat.
Sukadi, warga RT3/RW1 Siring Barat mengatakan, warga mendesak BPLS segera melakukan penanganan secara serius itu, jangan hanya diukur kandungan gasnya saja, tetapi pembuangan air yang terus keluar itu harus dicarikan solusinya.
"Selain pipanisasi yang dilakukan warga pemilik toko sendiri, BPLS hingga kini tidak melakukan penanganan apapun, sehingga warga kesal dan membuang semburan air ke Jalan Raya Porong," katanya.
Melihat warga membuang semburan yang dialirkan ke Jalan Raya Porong, akhirnya BPLS mendatangkan alat berat untuk melakukan pengurukan terhadap saluran atau selokan yang menghubungkan tanah kosong, milik PU Bina Marga Sidoarjo.
""Warga meminta saluran itu di perbaiki guna untuk mengalirkan semburan air ke tanah kosong yang ada di sebelah selatan jalan, tepatnya di Jalan Penitian Siring Barat," kata Humas BPLS Ahmad Zulkarnain.
Semburan demi semburan terus muncul di Desa Siring Barat. Kali ini, penghuni rumah Irawan, warga RT3/RW1 Siring Barat. Semburan diketahui Rabu (23/1) sekitar pukul 15.30 WIB, yang berasal dari sumur bor yang ditutup dengan lantai cor.
Semburan air itu juga diikuti dengan bau menyengat yang diduga adalah gas. Rumah Irawan ini hanya berjarak 50 meter dari rumah Hadi Wiyanto, yang air di rumahnya berubah menjadi api.
Karena air mengalir sangat deras, Irawan bersama anaknya memasang pipa keluar ke lahan pekarangan samping rumahnya. Namun, ditolak oleh warga.
Banyaknya semburan baru berupa gas dan air di Siring Barat khususnya di RT 3 RW 1 Dukuh Kuningan Porong, membuat BPLS meminta warga tidak memanfaatkan semburan tersebut untuk kegiatan rumah tangga, karena bisa berbahayakan.
Humas BPLS Achmad Zulkarnain mengatakan, semburan-semburan itu hingga saat ini belum dapat dipastikan ukuran kepastian gas yang dikeluarkan dari masing-masing semburan.
Berdasarkan pemantauan Tim Vergaco, volume semburan dari sumur-sumur liar itu terkadang bervolume tinggi dan kecil. Jika dimanfaatkan untuk keperluan memasak, BPLS khawatir, saat volume gas tinggi dan nyala api membesar dapat menimbulkan kebakaran.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008