Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan, resesi ekonomi yang kini tengah melanda Amerika Serikat (AS) belum berpengaruh pengadaan alat utama sistem senjata yang menggunakan fasilitas Kredit Ekspor (KE) dari negara tersebut.
"Bila ditinjau dari struktur anggaran, pengadaan alutsista khususnya dari luar negeri masih melalui fasilitas kredit ekspor. Saat ini tidak ada pemotongan atau penghapusan KE untuk pengadaan alutsista dari luar negeri," katanya, usai Rapat Pimpinan TNI 2008 di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan, dengan begitu pengadaan alutsista dari luar negeri belum terganggu dengan krisis ekonomi di AS. "Kita harapkan kondisi resesi tidak lebih memburuk lagi," ujar Djoko.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pengarahannya pada 138 peserta Rapim TNI mengatakan, TNI harus mampu melakukan efisiensi anggaran dalam pengembangan kekuatannya. "Kemarin saya memanggil Menhan, Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan untuk membahas anggaran TNI 2008 dikaitkan dengan kebijakan efisiensi anggaran bagi jajaran pemerintahan," katanya.
Presiden mengakui, selalu ada keterbatasan dan tarik menarik dalam pengalokasian anggaran negara termasuk dalam menentukan besaran anggaran untuk pertahanan dan TNI. "Tetapi di tengah keterbatasan itu, selalu ada upaya untuk membiayai semua kebutuhan negeri, termasuk bagi sektor pertahanan," tuturnya.
Karena itu, tambah Kepala Negara, perlu ada skala prioritas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran yang terbatas ("minimum essential fund"). "Kalau kurang dari itu maka tidak mungkin TNI dapat mengemban tugas pokoknya dengan baik," katanya.
"Minimum essential fund" itu, ditetapkan untuk dapat secara rutin membiayai operasi militer yang aktual seperti pengamanan wilayah perbatasan, patroli pertahanan, pendidikan dan latihan, kesiagaan, pemeliharaan alutsista dan kesejahteraan prajurit.
"Jadi, tidak perlu khawatir dengan minimnya anggaran, karena lima hal tadi tetap akan dibiayai. Efisiensi dan optimalisasi bukan berarti meniadakan biayai-biaya yang memang harus disediakan untuk hal-hal pokok," kata Yudhoyono.
Pada 2008, sektor pertahanan mendapat anggaran Rp36 triliun atau naik 12 persen dari tahun sebelumnya. Alokasi anggaran tersebut adalah 30 persen dari kebutuhan minimum yang diperlukan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008