Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akan meluncurkan buku Indikator Makro Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT, Information and Communication Technology) Nasional Indonesia. "Menkominfo Muhammad Nuh akan meluncurkan Indikator Makro TIK pada acara seminar Indonesia Outlook 2008 pada Kamis, 31 Januari 2008 mendatang," kata Achmad Jazidie dari Lembaga Kajian TIK TENOV (Center for Technology and Industry Policies) di Jakarta, Kamis. Pada kesempatan itu, dia didampingi Staf khusus Menkominfo bidang TIK Abdullah Alkaff dan Ketua Panitia seminar Indonesia Outlook 2008 Karomul Wahid pada jumpa pers tentang seminar tersebut. Achmad mengatakan Indikator Makro TIK Nasional ini diharapkan mampu mendorong pemangku kepentingan bersama pemritah memberi kontribusi positif dalam membangun sektor TIK di Indonesia. Sedangkan Abdullah Alkaff mengatakan ide pembuatan Indikator Makro TIK Nasional dalam bentuk buku berasal dari Menkominfo Muhammad Nuh yang melihat Indonesia seringkali berada di posisi bawah ketika diranking oleh lembaga internasional mengenai kesiapan TIK suatu negara. "Harusnya kita tidak terlalu jelek-jelek amat, tetapi kenapa Indonesia ada di-ranking bawah. Kita curiga mereka yang di-ranking tidak mempunyai informasi yang lengkap dan akurat, sehingga menempatkan Indonesia pada rangking bawah," kata Alkaff. Alkaff mengutip hasil ranking kesiapan teknologi informasi atau e-readyness tahun 2007 yang dibuat oleh IBM bekerjasama dengan Economist Intelligent Unit majalah Economist yang menempatkan Indonesia pada rangking ke-67 dari 69 negara. "Itu keterlaluan. Pasti data kurang akurat sehingga Indonesia berada pada peringkat itu," kata Alkaff. Berangkat dari hal tersebut, kata Alkaff, Menkominfo membuat ide untuk membuat informasi yang lengkap dan akurat mengenai kondisi TIK Indonesia. Alkaff mengatakan pemerintah berharap banyak dengan diluncurkannya indikator makro TIK Indonesia antara lain dapat meningkatkan investasi dan produktivitas serta membangkitkan optimisme bangsa. "Investor akan mau melaksanakan investasi kalau TIK di suatu negara sudah baik. Itu menjadi tujuan investasi, karena TIK berkaitan dengan banyak faktor, salah satunya adalah produktivitas. Bila TIK suatu negara tinggi, maka produktivitas tinggi dan investasi juga akan tinggi," jelas Alkaff. Indikator makro TIK Indonesia, lanjut staf khusus Menkominfo itu, juga berpengaruh untuk membangkitkan optimisme bangsa karena akan meningkatkan rangking TIK Indonesia di mata dunia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008