Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi M Fadhil Hasan memperkirakan target inflasi pemerintah sebesar 5 plus minus 1 persen selama 2008 kemungkinan tidak akan tercapai. "Akibat resesi dan kenaikan harga pangan, diperkirakan realisasi inflasi selama 2008 lebih tinggi dari target 5 plus minus 1 persen," kata Fadhil Hasan di Jakarta, Kamis. Menurut dia, asumsi target inflasi sebesar 5 plus minus 1 persen tidak bisa dipertahankan lagi melihat perkembangan yang ada. Fadhil menyebutkan, resesi global dan kenaikan harga pangan dan energi akan mendorong inflasi melesat jauh dari target yang ditetapkan pemerintah. Untuk menekan tingkat inflasi yang melonjak itu, pemerintah harus melaksanakan program stabilisasi harga secara terencana dan terinstitusi. "Peran Bulog harus segera dirumuskan kembali dan benar-benar dilaksanakan dalam stabilisasi harga kebutuhan pokok," katanya. Sementara itu pengamat ekonomi Hendri Saparini mengatakan, seberapa besar dampak resesi global akan berpengaruh negatif kepada Indonesia, akan tergantung dari apa pilihan kebijakan dan bagaimana pelaksanaannya. "Kalau pemerintah hanya `hang up` (lepas tangan) maka makin cepat krisis akan merembet ke Indonesia," katanya. Hendri mencontohkan, dalam penanganan terhadap harga kedelai yang meningkat mencapai 100 persen, tidak cukup hanya dengan pembebasan bea masuk (BM) impor. "Pendekatannya tidak bisa hanya administratif saja dan kemudian membiarkan hanya mekanisme pasar yang bekerja," kata Hendri Saparini.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008