Teheran (ANTARA News) - Rusia menyerahkan kiriman keenam bahan bakar untuk pusat listrik tenaga nuklir pertama Iran di pelabuhan Bushehr, Teluk Persia, Kamis, yang menjadikannya sekitar 80 persen dari seluruh kiriman yang telah disepakati, kata kantor berita IRNA. "Pengapalan keenam bahan bakar nuklir itu tiba di pusat listrik tenaga nuklir Bushehr, Kamis pagi," kata sebuah pernyataan dari Organisasi untuk Produksi dan Pengembangan Energi Nuklir yang dikutip kantor berita itu. Pengiriman itu akan menambah jumlah bahan bakar nuklir yang dipasok Rusia sejauh ini menjadi 66 ton atau sekitar 80 persen dari seluruh pesanan yang berjumlah 82 ton, kata IRNA. Pengiriman-pengiriman sebelumnya dilakukan pada 17 dan 28 Desember, dan 16, 20 dan 22 Januari. Dua pengiriman menurut rencana akan dilakukan pada Februari sesuai dengan jadwal yang disepakati kedua negara. Akhir bulan lalu, Menlu Iran Manouchehr Mottaki mengatakan reaktor Bushehr akan bekerja dengan kapasistas 50 persen pertengahan tahun 2008. Tetapi kontraktor-kontraktor Rusia menekankan pusat listrik tenaga nuklir yang berkapasitas 1.000 megawat itu tidak akan beroperasi sampai akhir tahun ini. Setelah pengiriman pertama bahan bakar nuklir itu, Rusia mengatakan Iran tidak lagi perlu meneruskan usaha pengayaan uraniumnya sendiri, satu pesan yang berulangkali diucapkan Presiden AS George W.Bush. Teheran sejauh ini menolak ultimatum-ultimatum Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan aktivitas-aktivitas pengayaan uraniumnya yang telah mendapat dua sanksi Dewan Keamanan PBB. Enam negara, lima anggota Dewan Keamanan yang memiliki hak veto yaitu Inggris, China, Prancis, Rusia dan AS-- plus Jerman telah menyusun sebuah rancangan resolusi baru, Selasa untuk diajukan ke Dewan Keamanan. Isi dari naskah itu disetujui oleh para menlu dari apa yang disebut kelompok lima negara ditambah satu itu tidak disiarkan. Tetapi seorang pejabat AS mengatakan naskah baru itu "lebih keras ketimbang sanksi-sanksi yang sudah diberlakukan dan juga akan memasukkan unsur-unsur baru." Iran, Kamis menyebut sebagai ilegal dan tidak efektif ancaman sanksi-sanksi baru PBB dan mengatakan pihaknya akan menjelaskan setiap persoalan yang tersisa tentang program nuklirnya dalam perundingan-perundingan badan pengawas nuklir PBB. Negara-negara Barat kuatir program nuklir Iran adalah satu kegiatan untuk menutupi usaha mengembangkan sebuah senjata nuklir, satu tuduhan yang dibantah keras Teheran.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008