Jakarta (ANTARA News) - Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro kembali menantang pemain nomor satu dunia, Lin Dan, saat keduanya bertemu di perempatfinal Korea Terbuka Super Series. Sony yang menjadi unggulan keenam melangkah ke perempatfinal dengan menundukkan pemain tuan rumah Korea Selatan, Shon Seung Mo 21-19, 21-10 dalam babak 16 besar yang digelar di Seoul, Kamis. Sony beberapa kali tertinggal di awal game pertama, meskipun selalu berhasil mengejar untuk menyamakan kedudukan, sebelum menang tipis 21-19 pada game pertama. Runner-up Kejuaraan Dunia yang mengandalkan smes serta memenangi dua pertiga dari reli pada game kedua itu, mengendalikan permainan saat mengumpulkan 15 angka berturut-turut untuk memimpin 16-1, sebelum Shon yang mengalahkan Sony di Olimpiade Athena itu berhasil mencuri beberapa angka. Pemain peringkat enam dunia itu akhirnya menutup game kedua dengan kemenangan 21-10 yang sekaligus membawanya ke perempatfinal pertama tahun ini. Kemenangan tersebut memperbaiki rekor kemenangan Sony atas Seung Mo menjadi 3-2 dari lima pertemuan. Sementara Lin Dan maju ke babak delapan besar setelah mengungguli pemain Hongkong, Chan Yan Kit, juga dalam dua game 21-12, 21-14. Menurut catatan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), pertemuan di turnamen Super Series kedua pada 2008 itu adalah yang kesembilan bagi kedua pemain, dengan tujuh pertandingan terakhir dimenangi pemain China tersebut. Selain Sony, ganda putri Vita Marissa/Lilyana Natsir juga harus bertemu unggulan pertama pada perempatfinal turnamen berhadiah 300.000 dolar AS itu, setelah kedua pasangan berhasil melalui putaran kedua, Kamis. Ganda putri juara China Masters yang pekan lalu tersingkir di putaran kedua Malaysia Terbuka itu hanya membutuhkan waktu 18 menit untuk menundukkan pasangan Polandia, Kamila Augustyn/Nadiezda Kostiuczyk 21-10, 21-16 untuk maju ke perempatfinal. Sedangkan pasangan China peringkat satu dunia tersebut maju ke delapan besar dengan menyisihkan pasangan tuan rumah Korea Ha Jung Eun/Kim Min Jung 21-11, 21-14. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008