Elmina (ANTARA News) - Situasi berada di ujung tanduk kini melanda Nigeria, mengingat lawan berikut yang bakal dihadapinya justru Mali dalam penyisihan Grup B Piala Afrika. Mali bukan tim yang begitu saja dapat dipandang dengan sebelah mata, terlebih setelah Nigeria mengalami kekalahan 0-1 dari Pantai Gading. Nigeria berada dalam krisis. Pertandingan Nigeria melawan Mali akan digelar pada Jumat di Sekondi. Jika Nigeria kalah dan tim Pantai Gading menaklukkan Benin, maka pasukan "The Super Eagles" itu akan tersingkir. Menanggapi situasi krisis seperti itu, pelatih Nigeria, Berti Vogts tidak menunjukkan kekhawatiran. "Para pemain saya punya semangat yang menyala. Mereka akan memberikan segalanya karena situasi menuntut mereka berjuang lebih keras," kata Vogts, yang pernah sukses bergabung bersama dengan timnas Jerman merebut gelar juara Eropa pada 1996. Bahkan, Vogts percaya bahwa Nigeria bakal menjadi tim yang disegani di benua Afrika di masa depan. Ia menyadari bahwa Mali memiliki sejumlah gelandang yang tangguh di benua Afrika, yakni Seydou Keita dan Mahamadou Diarra. Keduanya akan unjuk gigi untuk beroperasi di lapangan tengah. Kapten kesebelasan Nigeria, Keita, yakin bahwa timnya bakal tampil maksimal. "Tim ini memiliki semangat solidaritas dalam menghadapi Piala Afrika. Solidaritas menjadi kunci yang menentukan," katanya. Para pemain Malu juga akan didukung oleh para fans setia mereka lewat televisi layar lebar yang disediakan oleh panitia. Seorang pelajar yang usianya telah relatif tua, Mody Serema, yang tinggal di Bamako mengatakan kepada Reuters, "Banyak anggota masyarakat di sini tidak memperoleh aliran listrik. Penyediaan beberapa televisi layar lebar akan mendukung animo mereka menyaksikan pertandingan." "Pertandingan bakal berlangsung sengit," kata kapten kesebelasan Pantai Gading Didier Drogba. "Kami melihat Mali perlu tendangan penalti untuk memperoleh skor." (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008