London (ANTARA) - Inggris sudah mengumumkan membuat komitmen baru guna mencapai emisi gas rumah kaca nol bersih pada tahun 2050 menjadi undang-undang, menandai negara anggota G7 pertama yang menghadapi dampak berat yang meningkat dari krisis iklim.
Dengan emisi karbon global tercatat relatif tinggi kendati pembicaraan-pembicaraan selama beberapa dekade yang bertujuan untuk membawanya ke batas yang aman, Theresa May yang akan mundur sebagai perdana menteri mengatakan target tersebut ambisius tetapi sangat penting untuk melindungi masa depan Bumi.
"Sekarang sudah waktunya untuk melangkah lebih jauh dan lebih cepat untuk menjaga lingkungan hidup bagi anak-anak kita," kata dia dalam sebuah pernyataan.
"Mencapai nol bersih pada tahun 2050 merupakan target ambisius tetapi ini krusial bahwa kita mencapainya guna menjamin kita melindungi planet kita bagi generasi masa depan."
Target Inggris yang berlaku saat ini ialah memotong emisi gas rumah kaca sebanyak 80 persen dari level tahun 1990 hingga 2050. Namun mereka yang berkampanye mengatakan ini belum cukup memenuhi janji-janji yang dibuat berdasarkan perjanjian iklim Paris tahun 2015 untuk mencoba membatasi peningkatan dalam pemanasan global sebanyak 1,5 derajat Celsius.
Suhu udara sudah naik sekitar satu derajat Celsius sejak masa pra-industri.
May, yang akan mengundurkan diri musim panas ini setelah karir politiknya menjadi penyebab pergolakan terkait Brexit mengatakan legislasi akan diajukan ke parlemen pada Rabu untuk memasukkan target baru ke dalam undang-undang perubahan iklim yang sudah ada.
Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019