Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Kamis pagi, menguat mencapai level Rp9.350 per dolar AS, karena sentimen positif masih kuat memicu rupiah untuk berada di bawah level Rp9.400 per dolar AS. Nilai tukar rupiah naik tajam menjadi Rp9.350/9.360 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.403/9.430 per dolar AS atau meningkat 53 poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Kamis, mengatakan kenaikan rupiah yang berlanjut mendorong mata uang lokal jauh berada di bawah level Rp9.400 per dolar AS, akibat kuatnya dukungan positif pasar. Hal ini disebabkan penurunan suku bunga Fed fund sebesar 75 basis poin merupakan suatu kejutan, karena bank sentral AS (The Fed) belum pernah menurunkan suku bunga sebesar itu dan biasanya hanya sekitar antara 25 sampai 50 basis poin, katanya. Menurut dia, rupiah kalau tidak ada hambatan kemungkinan akan terus menguat mendekati level Rp9.300 per dolar AS, namun hal ini bisa terjadi apabila di pasar domestik tidak ada gejolak kenaikan harga bahan pokok seperti minyak tanah, dan kedelai. "Kami optimis dengan dukungan pasar yang cukup kuat, maka rupiah akan bisa bergerak naik lagi hingga mendekati level Rp9.300 per dolar AS," katanya. Faktor utama yang mendorong investor membeli rupiah, lanjut Rully Nova, karena differential suku bunga rupiah dan dolar AS sangat besar mencapai 4,5 persen memicu investor asing membeli rupiah lebih lanjut. Rupiah sampai akhir pekan ini diperkirakan masih berpeluang untuk naik lagi hingga mencapai titik jenuh, ucapnya. Namun kenaikan rupiah diharapkan tidak berjalan cepat, karena dikhawatirkan akan kembali terpuruk dalam waktu singkat, apalagi pemerintah sedang memfokuskan perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi AS dan Eropa akibat krisis keuangan. Selain itu, kenaikan harga minyak mentah dunia juga memicu pemerintah mempunyai perhatian yang tinggi, karena kenaikannya terus menekan anggaran pendapatan belanja negara, demikian Rully Nova. Sementara itu, yen menguat terhadap dolar AS menjadi 104,95 akibat merosotnya saham-saham Eropa, karena khawatir kasus gagal bayar kredit sektor perumahan di AS dan euro stabil pada 156,12 yen. (*)

Copyright © ANTARA 2008