Jakarta (ANTARA News) - Kondisi kesehatan mantan Presiden Soeharto Rabu malam, sekitar pukul 22.00 WIB pada hari ke-20 dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, mulai menunjukkan perbaikan terindikasi dari infeksi sistemik di tubuhnya yang mulai dapat diatasi, terutama di paru-paru. "Hingga malam ini, parameter infeksi telah menurun. Bahkan pada sore tadi beliau (Pak Harto, red) sudah diberi biskuit," kata anggota Tim Dokter Kepresidenan Kristian Johannes di RSPP Jakarta, Rabu malam. Menurutnya, keberhasilan mengatasi infeksi sistemik setelah memberikan antibiotik dengan kadar yang disesuaikan dengan kondisi pasien. "Kita terus memantau secara ketat, dan kebetulan saat ini ada perbaikan. Namun, secara keseluruhan kondisi kesehatan Pak Harto bisa "up and down" (naik turun)," kata Kristian. Sebelumnya pada siang hari, dilaporkan kondisi penguasa Orde Baru tersebut memburuk meski kondisi jantung masih stabil. Ia berpendapat, pengendalian infeksi sistemik dengan berbagai cara medis dilakukan, namun pengurangan infeksi itu belum bisa menjadi pegangan karena masih fluktuatif. "Dari hasil rontgen kerja paru-paru ada perbaikan. Kalau seperti ini (membaik, red), dan kondisinya stabil maka bisa saja beliau pulang (ke rumah)," katanya. Ia juga menuturkan, perbaikan kondisi kesehatan mantan Presiden Soeharto juga tampak dari telah bisa merespon lawan bicara meski baru hanya berbisik. Menurut Kristian, kemampuan merespon suara juga ditunjukkan ketika mantan Presiden Soeharto diberitahu soal hari ulang tahun putri pertamanya Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut). "Ya reaksinya (Soeharto, red) senang. Pokoknya itulah, tersenyum," kata Kristian tanpa merinci siapa yang membisikkan Tutut sedang berulang tahun. Tim Dokter Kepresidenan masih terus membatasi tamu atau kerabat bertemu langsung dengan pasien. Pada pukul 22.00 WIB, pengusaha Sudwikatmono yang merupakan adik ipar Soeharto tampak keluar dari RSPP. Sebelumnya juga bertamu yaitu mantan Kepala BKKBN Haryono Suyono, mantan Menteri Koperasi Subiyakto Tjakrawerdaya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008