London (ANTARA News) – Perdana Menteri (PM) Inggris, Gordon Brown, beserta jajarannya pada Selasa (22/1) malam melakukan pertemuan darurat guna menenangkan pasar seiring upaya pemerintah di seluruh dunia meyakinkan para penanam modal yang sedang panik. Pemerintah Inggris telah mengadakan koordinasi dengan mitranya dari Jerman, Prancis dan Italia, dalam suatu pembicaraan yang dinamakan "Downing Street Talks" untuk mendiskusikan peranan dan upaya perbankan dalam mengatasi kredit bermasalah dengan cepat, demikian laporan Financial Times edisi Rabu. Untuk menghindari terulangnya krisis kredit saat ini, PM Inggrius mengimbau perlunya meningkatkan transparansi sistem perbankan, koordinasi antar-pembuat kebijakan nasional, meninjau ulang peranan agen pembuat rating kredit, dan memperkuat pengelolaan risiko likuiditas. Sikap Pemerintah Inggris itu diambil setelah menyaksikan hari-hari yang menegangkan dalam perdagangan di pasar global yang mendorong Bank sentral AS melakukan pemangkasan suku bunganya secara mendadak. Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Inggris, Mervyn King, dihadapan anggota Institute of Directors di Bristol mewanti-wanti kemungkinan negara itu mengalami tantangan ekonomi paling berat semenjak tahun 1997, dan memperkirakan bahwa aktivitas ekonomi mungkin akan melambat cukup tajam dalam jangka pendek. Menurut King, Inggris akan menghadapi "a period of above-target inflation and a marked slowing in growth" – suatu masa di mana di satu sisi inflasi berada di atas target dan di sisi lain ekonomi mengalami perlambatan. Pernyataan tersebut juga dipicu oleh tindakan Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (the Fed), yang secara tak terduga memangkas suku bunganya sebesar 75 basis poin, dari 4,25 persen menjadi 3,5 persen Selasa lalu untuk menolong perekonomian AS dari ancaman resesi. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008