Apalagi nanti bila ke depannya ditambah dengan kebijakan tarif tol dan harga BBM yang meningkat
Jakarta (ANTARA) - Pengamat transportasi Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menginginkan berbagai pihak terkait dapat benar-benar mewujudkan moda angkutan umum yang memadai di berbagai kota agar meningkatkan penggunaan transportasi publik massal.
Djoko Setijowarno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengingatkan bahwa pemerintah sudah mengamanatkan dalam RPJMN 2015-2019 untuk penyelenggaraan angkutan umum di daerah, yang dituangkan lebih rinci dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan 2015-2019.
"Ada pengadaan 3.000 bus untuk dibagikan ke seluruh Nusantara. Namun ada pula penyelengaraan transportasi umum untuk 33 kota, selain Jakarta yang hingga kini belum dijalankan," kata Djoko
Oleh sebab itu, ujar dia, penyelenggaraan transportasi umum untuk 33 kota harus dikebut sehingga setidaknya setiap provinsi ada satu kota yang sudah memiliki layanan transportasi umum memadai.
Ia berpendapat jika angkutan umum di daerah sudah memadai dan angkutan umum untuk mudik juga sudah bagus, pasti akan berkurang penggunaan kendaraan pribadi.
"Apalagi nanti bila ke depannya ditambah dengan kebijakan tarif tol dan harga BBM yang meningkat," papar Djoko.
Strategi yang ada dalam mewujudkan hal tersebut juga harus dilihat dalam kerangka karakteristik setiap daerah.
Ia mencontohkan, di Jawa, mengaktifkan segera jaringan rel kereta non-aktif dinilai sudah mendesak dilakukan.
"Jaringan tol yang sudah terbangun tidak perlu ditambah lagi. Cukup ada akses jalan nasional ke setiap ibukota kabupaten yang tidak terhubung langsung jalan tol. Pertimbangan lingkungan lebih diutamakan. Lahan produktif tidak boleh berkurang," tegasnya.
Sebagaimana diwartakan, Pemerintah diharapkan mengurangi beban tarif transportasi publik agar semakin banyak masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke moda angkutan umum.
Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono menyatakan bahwa tarif transportasi publik sekarang ini masih terlalu mahal, sehingga tidak dilirik masyarakat.
Oleh karena itu, pemerintah diimbau menurunkan biaya angkut transportasi publik sekaligus mengembangkan infrastrukturnya dengan baik.
"Pemerintah jangan hanya memikirkan transportasi pribadi, tapi sekarang ini harus lebih sudah memikirkan transportasi publik, massal, yang mestinya sudah ditambah," kata politisi Partai Gerindra tersebut.
Ia berpendapat bahwa sejumlah transportasi publik yang relatif tidak terjangkau oleh masyarakat antara lain moda pesawat terbang dan kereta api, sehingga warga enggan menggunakannya.
Baca juga: Presiden Jokowi ingin masyarakat gunakan angkutan massal
Baca juga: Pemerintah targetkan angkutan massal terintegrasi pada 2023
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019