Malang (ANTARA) - Pemerintah Desa Girimoyo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, berupaya mendorong perekonomian masyarakat melalui kehadiran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan memberikan peluang membuka lapangan usaha bagi warga desa.

Sekretaris Desa Girimoyo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang Liana Desy Susanti mengatakan bahwa BUMDes yang baru dibentuk pada 2019 ini, difokuskan pada bidang pariwisata dan perdagangan, dengan membuka toko yang bisa dipergunakan oleh warga Desa Girimoyo.

“Salah satunya kami mengembangkan Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera), yang berjualan diutamakan adalah masyarakat di sekitar sini atau warga Desa Girimoyo,” kata Liana, di Kantor Desa Girimoyo, Kabupaten Malang, Selasa.

Sekretaris Desa Girimoyo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang Liana Desy Susanti

Liana menjelaskan, keberadaan Pujasera Desa tersebut bertujuan untuk memberikan peluang usahabagi warga desa. Sejauh ini, Pemerintah Desa Girimoyo belum menetapkan berapa besaran biaya sewa bagi warga yang melakukan usaha di Pujasera Desa tersebut.

Hal itu, lanjut Liana, merupakan kebijakan dari Pemerintah Desa Girimoyo, supaya masyarakat bisa menikmati hasil awal dan bisa mengembangkan usaha. Namun, kebijakan tersebut tidak akan dilakukan selamanya, dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan, setelah usaha tersebut mapan maka pemerintahan desa akan memberlakukan biaya sewa itu.

“Kalau di situ yang berjualan masyarakat sekitar sini, memang sementara kami ada kebijakan, untuk pertama tidak membayar. Bagi warga yang ingin menempati, dipersilakan. Baru nanti tahun kedua atau ketiga baru akan ditarik,” ujar Liana.

Para pedagang di Kawasan Pujasera Desa Girimoyo mengaku mendapatkan hasil dari pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah desa. Sebelum adanya kawasan pujasera tersebut, para pelanggan jarang mampir untuk sekadar beristirahat.

Salah satu pedagang di Kawasan Pujasera Girimoyo Supriatih (50) mengaku mendapatkan omzet perhari mencapai Rp800.000 pada saat musim libur tiba. Sementara pada hari-hari normal, omzet yang diterima berkisar antara Rp150.000-Rp400.000 per hari.

Wisatawan tersebut banyak mampir ke warung nasi yang dikelolanya itu karena lahan parkir yang telah dibenahi pemerintah desa mampu menampung kendaraan lebih banyak. Dengan pendapatan yang lumayan tersebut, dia bisa membantu suami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Setelah parkiran dibenahi, wisatawan jadi lebih mudah untuk mampir dan makan di tempat ini. Dulu sebelum ada pembenahan dan lahan parkir sempit, sepi,” kata Supriatih.

Menurut Supriatih, salah satu kunci yang bisa berdampak dan memutar roda perekonomian di kawasan tersebut adalah pembenahan lahan parkir. Karena, dengan lahan parkir yang lebih luas, kendaraan roda empat dan kendaraan besar bisa berhenti untuk beristirahat.

“Saya merasakan adanya perubahan, wisatawan mulai banyak yang mampir sehingga ekonomi terasa lebih baik untuk saat ini,” kata Supriatih.

Sementara itu, pedagang lain di Kawasan Pujasera mengatakan karena lokasi pujasera yang terletak di jalan penghubung antara Kabupaten Malang dengan Kota Batu, membuat keuntungan tersendiri.

Menurut dia, para pedagang biasanya akan mendapatkan hasil yang cukup melimpah pada saat musim libur tiba, karena tingginya wistawan yang berkunjung ke Kota Batu, Jawa Timur.

Menjelang datangnya musim libur Lebaran seperti saat ini, dia mengharapkan banyak wisatawan yang akan mampir untuk sekadar beristirahat di pujasera yang dikelolanya tersebut.

“Di sini ramai pada saat musim libur, musiman. Hari biasa, tetap ada yang beli, tetap ada pemasukan. Tapi paling ramai pada saat musim libur, terlebih libur Panjang,” ujarnya.

Sebagai catatan, Kota Batu merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur, dan Desa Girimoyo merupakan salah satu wilayah yang kerap kali dilintasi para wisatawan untuk menuju Kota Apel tersebut.

Pada 2018, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 5,6 juta kunjungan, dengan komposisi 5,58 juta wisatawan dari dalam negeri, dan wisatawan mancanegara sebanyak 16.386 kunjungan. Dari total jumlah kunjungan itu, sebagian besar akan masuk ke Kota Batu dan melintasi Desa Girimoyo.

Peluang ekonomi dari tingginya kunjungan wisatawan ke Kota Batu tersebut, tentunya harus ditangkap secara optimal oleh pihak-pihak yang mendapatkan peluang, seperti Desa Girimoyo.

Pengembangan area pendukung dan penunjang sektor pariwisata, akan memberikan dampak besar terhadap perekonomian masyarakat.

Diharapkan, untuk ke depannya pemerintah desa bisa lebih meningkatkan pelayanan yang ada di Kawasan Pujasera Girimoyo tersebut. Beberapa di antaranya adalah peningkatan pelayanan terhadap sampah, listrik, dan air.

Selain perluasan lahan parkir, Kawasan Pujasera Desa tersebut, memiliki beberapa fasilitas lain, yakni kolam pancing dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Selain inovasi berupa pengembangan Pujasera Desa, untuk mendorong perputaran roda perekonomian ke depan agar semakin kencang, Pemerintah Desa Girimoyo juga akan membuka toko yang menjual kebutuhan masyarakat, seperti pemasok bahan bangunan, penjualan bahan pokok, alat tulis, termasuk pendirian klinik.

Secara garis besar, BUMDes akan mendapatkan penyertaan modal pada 2019 yang berasal dari Dana Desa kurang lebih berkisar Rp25 juta-Rp50 juta.

Sebagai catatan, pada 2018, Desa Girimoyo mendapatkan dana desa dari Pemerintah Pusat kurang lebih sebesarRp699 juta, dan pada 2019 naik menjadi Rp795 juta. Dari dana desa tersebut, alokasi terbesar dipergunakan untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur.

Desa Girimoyo berhasil masuk dalam daftar 100 Desa Terbaik Nasional versi Kementerian Desa,Pembangunan Daerah, dan Transmigrasi (Kemendes PDT).

Desa Girimoyo yang terbagi dari tiga dusun yakni, Dusun Karangploso, Dusun Ngambon, dan Dusun Genengan tersebut mencatatkan Indeks Desa Membangun (IDM) sebesar 89, yang dilihat dari pertumbuhan perekonomian, pembangunan, pendidikan, dan kesehatan.

Baca juga: Geliat pariwisata di desa nelayan Padangbai

Baca juga: Batubulan, Desa "Tari Barong" bertabur prestasi

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019