Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara BUMN belum berencana merevisi target total penjualan BUMN sebesar Rp1.000 triliun pada 2008 terkait gejolak ekonomi dunia yang mengarah pada kemungkinan resesi ekonomi. "Belum ada perubahan target kinerja. Justru kami masih optimistis pendapatan bisa tercapai. Kondisi perekonomian Indonesia masih bagus," kata Meneg BUMN Sofyan Djalil di, Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, sampai saat ini pemerintah tetap optimistis kinerja BUMN sesuai target. Hingga kini, pemerintah masih optimistis rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) BUMN tahun ini bisa dicapai. Kementerian Negara BUMNB sebelumnya telah menargetkan total penjualan BUMNB 2008 dapat mencapai Rp1.000 triliun atau naik dibandingkan target 2007 sebesar Rp820 triliun. Kenaikan itu salah satunya didorong oleh dampak "windfall profit" naiknya harga minyak dunia termasuk kenaikan komoditas perkebunan di pasar global. Belanja modal seluruh BUMN sepanjang 2008 juga telah dianggarkan sebesar Rp145-151 triliun. Pada 2007 total capex (capital expenditure) hanya mencapai Rp112-115 triliun. Pemerintah melihat kondisi resesi perekonomian Amerika Serikat tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja BUMN. Sofyan mengatakan, penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang telah menurunkan saham-saham BUMN di pasar modal beberapa hari lalu hanya bersifat temporer. Menurut dia, efek itu juga menimpa pasar modal seluruh dunia, sehingga Indonesia tidak perlu mengkhawatirkannya. "Masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi ini karena gejolak yang datang bukan dari dalam negeri kita," katanya. Sofyan mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi pasar saham saat ini karena banyak negara sedang "concern" mengatasi persoalan tersebut termasuk terus memonitor perkembangan pasar. "Selain itu, kondisi pasar saham sering berfluktuasi. Justru pemerintah masih optimistis kinerja BUMN bisa terus membaik," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008