Surabaya (ANTARA News) - Direktur Utama PT Telkomsel Kiskenda Suriahardja kembali menegaskan, operator telekomunikasi yang dipimpinnya tidak ingin terjebak dalam "perang tarif" meskipun persaingan layanan telekomunikasi, khususnya layanan telekomunikasi seluler saat ini sangat ketat. Disela pemberian apresiasi terhadap Tim Penanggulangan dan Relawan Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Jateng dan Jatim, di Surabaya, Rabu, ia mengatakan bahwa tarif bukan satu-satunya yang bisa dirasakan pelanggan. Menurut dia, Telkomsel meski tetap mempertimbangkan masalah harga (pricing) dalam penentuan kebijakan melayani pelanggan, namun Telkomsel akan lebih mengedepankan kualitas layanan kepada masyarakat. "Kami berusaha bagaimana cara melayani pelanggan dengan baik. Kami berusaha meningkatkan kualitas layanan dengan melengkapi fitur-fitur yang dibutuhkan," katanya. Didampingi Vice President Telkomsel Area Jawa Bali, Irfandi Firmansyah dan jajaran Telkomsel lainnya, ia mengemukakan bahwa Telkomsel sebagai "market leader" terus akan memanjakan pelanggannya dengan layanan berkualitas. Buktinya, Telkomsel pada 2008 telah mengalokasikan dana belanja modalnya (capital expenditure/capex) sekitar 1,5-1,7 miliar dolar AS. Capex tersebut 40 persen untuk pengembangan bisnis yakni penambahan jangkauan layanan, 45 persen untuk peningkatan kualitas layanan dan 15 persen untuk pengembangan bisnis baru. Telkomsel, kata mantan Kepala Telkom Divre V Jatim itu, akan menerapkan tiga strategi meningkatkan bisnisnya yaitu jangkauan dengan memberi pelayanan ke seluruh Indonesia dengan menambah BTS dan area baru. Strategi lainnya, fokus kepada peningkatan kualitas di daerah yang telah eksis terutama di daerah yang sudah padat kompetisi dan masuk kepada bisnis baru dari mulai hulu sampai hilir. Bisnis di hulu yang dimaksud diantaranya adalah menyewakan infrastruktur, sedangkan bisnis di hilir dengan masuk pada bisnis konten yang salah satunya dengan layanan Telkomsel cash (T-Cash). Kiskenda mengatakan, Telkomsel siap menyewakan menara maupun jaringan telekomunikasi yang dimiliki kepada operator telekomunikasi lain. Namun demikian, ia belum mempunyai angka yang pasti berapa menara yang bisa disewakan. Tetapi diperkirakan ada 60 persen dari total 21.000 BTS atau 12.600 menara Telkomsel yang bisa disewakan. Sewa itu selain mengedepankan masalah teknis (diprioritaskan untuk Telkom Flexi), juga prinsip siapa cepat dia dapat (first in first serve), sesuai kebutuhan dan sesuai kesepakatan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008