Produser musik asal Italia, Giorgo Calcara,
mengatakan dalam keterangan kepada Antara di Jakarta, Selasa mengatakan konser MATA Project ini menyampaikan sebuah konsep lebih dari sekedar sebuah penampilan konser, dimana musik tidak akan lahir tanpa visi, dan bagaimana keseluruhan penampilan menghipnotis penonton untuk terbawa dalam sebuah dimensi perjalanan penuh makna melalui pengalaman sensorial yang unik.
MATA project menampilkan pengalaman audio-visual yang unik dari penampilan musik perpaduan musik elektronik, klasik, dan jazz yang diiringi tampilan visual karya senimal visual digital asal Indonesia dan penampilan tari tradisional-kontemporer Indonesia. Inisiasi ini muncul pertama kali dari Massimiliano Cocciolo, asal Italia, saxophonist sekaligus DJ dari MATA Project yang kagum pada budaya, juga timbre dan ritmik musik tradisional Indonesia.
Ia kemudian menciptakan sebuah interpretasi aransemen musik elektronik dengan sentuhan indonesia.
Lirik di tulis dalam bahasa Indonesia oleh sang vokalis, Nadita Amalia, demi memberikan sentuhan aksara Indonesia pada lagu. Semua lagu kemudian di kemas secara moderen, berkolaborasi dengan musisi dari background musik yang berbeda serta seniman visual dan penari.
MATA Project terdiri dari Gabriele Manzi: piano, keyboard (pianist jazz asal Italy) Riccardo Viscardi: cello (maestro musik klasik muda asal Italy) Nadita Amalia: voice (penari sekaligus penyanyi asal Indonesia yang tampil di beberapa festival musik di Italia)
Neney Santos,percussion (pemain perkusi yang telah berkolaborasi dengan Michael Jackson, Jovanotti dan banyak musisi ternama Italia lainnya) David Hartono: visual (visual artist asal Indonesia yang telah banyak bekerja sama dengan brand besar Italia seperti FENDI)
Antusiasme yang tinggi datang dari penonton yang mayoritas berasal dari Italia terlihat dari bagaimana seluruh tiket konser terjual habis dan reaksi kagum yang disampaikan dari para penonton seusai konser. (ZG)
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019