Peristiwa itu disaksikan Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda, Wakil Bupati Puja Denias Geley, Kapolres Puja AKBP Ary Purwanto, Dandim 1714/PJ Letkol Inf Agus Sunaryo, serta tokoh masyarakat dan tokoh agama di Mulia, Puncak Jaya, Papua.
Gire yang mengaku sejak 2013 bergabung dengan KKSB dan sempat menjadi ajudan Goliat Tabuni serta memegang senjata mauser yang merupakan hasil rampasan saat menyerang Polsek Tolikara pada 2014.
"Namun, senjata itu tidak pernah dipakai untuk membunuh orang," kata Gire dalam bahasa daerah yang diterjemahkan oleh Bupati Yuni Wonda.
Gire mengaku kembali ke NKRI karena ingin anak-anaknya mendapat jaminan hidup seperti halnya anak-anak yang lain.
"Apalagi selama ini tidak ada jaminan yang didapat saat bergabung dengan KKSB, bahkan dipenuhi rasa ketakutan terhadap TNI-Polri," kata Gire yang mengaku memiliki empat istri dan 13 anak.
Saat penyerahan diri, Gire juga membawa tiga rekannya yakni Piningga Gire (25Gire mengatakan dalam bahasa daerah yang diterjemahkan oleh Bupati Yuni Wonda), Tekiles Tabuni (30) dan Perengga (27) dan siap ikut membangun Puncak Jaya dalam NKRI. Gire yang selama ini berada di Tinggineri itu mengaku sudah lama tidak bersama lagi dengan Goliat karena sudah memiliki senjata api.
Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda menyatakan akan membantu dan memberdayakan mantan KKSB yang kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi karena beberapa tahun yang lalu ada beberapa anggota KKSB yang kembali ke NKRI dan saat ini sudah bekerja di lingkungan Pemda Puja.
"Bahkan ada yang disekolahkan dan menjadi tenaga medis serta bekerja di lingkungan kesehatan," kata Bupati Yuni Wonda.
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019