New York (ANTARA News) - Dolar Amerika Serikat (AS) terpukul terhadap mata uang tunggal Uni Eropa (UE), euro, namun menguat terhadap yen pada Selasa (22/1), setelah Bank Sentral AS (US Federal Reserve/the Fed) secara tak terduga menurunkan suku bunganya tiga perempat persentase poin untuk membantu menghindari resesi ekonominya. Euro berada pada 1,4628 dolar AS sekira pukul 2200 GMT, atau naik tajam dari 1,4455 dolar AS pada Senin. Mata uang tunggal Eropa pada awalnya telah turun menjadi 1,4365 dolar AS sebelum pengumuman the Fed, di tengah pasar saham yang bergejolak setelah memuncaknya tanda-tanda ekonomi terbesar di dunia itu akan terperosok ke jurang resesi. Dolar meningkat terhadap mata uang Jepang menjadi 106,45 yen, dari 105,97 yen. The Fed, belum pernah terjadi sebelumnya, menurunkan suku bunga utama federal funds menjadi 3,50 persen, untuk menenangkan kekhawatiran para investor dari resesi yang telah membuah saham-saham bertumbangan. Penurunan suku bunga tersebut menjadikan dolar AS sebagai mata uang dengan imbali hasil terendah ketiga di negara maju, menyusul franc Swiss dan yen Jepang, kata Kathy Lien, kepala analis valuta Forex Capital Markets. Lien mencatat, sekitar lima bulan lalu, tingkat suku bunga AS merupakan keempat tertinggi di negara-negara maju. Untuk pertama kalinya sejak Desember 2004, imbal hasil (yield) dolar turun di bawah mata uang zona euro, dimana Bank Sentral Eropa (ECB) telah mematok suku bunganya pada 4,0 persen. "Masalah besar untuk dolar tidak hanya langkah hari ini oleh the Fed, tapi realitas ketenangan yang akan datang," kata dia. Para dealer mengatakan, dolar AS telah jungkir balik disamping saham-saham yang rontok karena para investor mencoba memperoleh kepastian prospek AS di tengah berkembangnya kekhawatiran kolaps-nya pasar perumahan AS dan krisis kredit akan menempatkan ekonomi AS dalam sebuah resesi. Kondisi tersebut telah menumbuhkan spekulasi the Fed akan bertindak sebelum jadual pertemuan pada 29-30 Januari menyusul bergugurannya pasar saham global pada Senin akiabt kekhawatiran terhadap kemungkinan resesi AS. "Implikasinya terhadap dolar AS sangat kompleks," kata Derek Halpenny, ekonom senior Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ. Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,0948 franc Swiss, turun dari 1,1082. Pound berada pada 1,9611 dolar, naik dari 1,9434 dolar. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008