Moskwa (ANTARA News) - Angkatan Udara Rusia hari Selasa menyatakan jet angkatan udara Inggris dan Norwegia melacak pembom "Blackjack" Rusia dalam pelatihan di lepas pantai Atlantik, kata kantor berita Interfax. Dua pembom strategis Tu-160, disandikan "Blackjack" oleh persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO, dikawal jet F-16 dan Tornado NATO, kata Kolonel Alexander Drobyshevsky, petugas pada panglima Angkatan Udara Rusia. Sebelumnya, pada Selasa, Rusia mengumumkan mengirim kedua pembom jarak jauh "Blackjack" itu ke teluk Biscay untuk menguji-luncur peluru kendali sebagai bagian dari yang disebutnya pelatihan terbesar angkatan laut di lepas pantai Atlantik sejak masa Uni Soviet. Dua pesawat jet tempur F-16 Denmark bergegas membayangi sepasang pembom Rusia setelah radar mereka menangkap pesawat tersebut di dekat pangkalan udara mereka, kata kantor berita Denmark Ritzau ahir Desember 2007. Dua pembom Tupolev Rusia, yang dikenal dalam laporan NATO dengan nama Blackjack, tertangkap di radar angkatan udara Denmark dan pada pukul 11.45 waktu setempat, mereka mengirimkan jet untuk mengenali pesawat itu. Selama ini, pesawat tempur Rusia tidak pernah terbang sedekat itu dengan pangkalan udara Denmark, kata Ritzau. Denmark adalah anggota NATO dan merekam tiga peristiwa semacam, termasuk salah yang terjadi pada 30 Oktober. Putin mengumumkan pelanjutan penerbangan jarak jauh pesawatnya di wilayah udara antarbangsa saat menghadiri pelatihan tentara pada Agustus. Tapi, pada beberapa pekan sebelum pernyataannya itu, Inggris dan Norwegia juga mengerahkan jet mereka untuk menangkap pesawat Rusia di dekat wilayah udara mereka. Pembom Rusia juga meningkatkan penerbangannya secara berkala di dekat wilayah Amerika Serikat. Penerbangan serupa merupakan hal biasa dilakukan saat berlangsung Perang Dingin dengan Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa Barat, namun dihentikan pada 1992 di tengah kesulitan keuangan, yang disusul dengan kejatuhan Uni Sovyet. Kepala Strategi Penerbangan Rusia Pavel Androsov menyatakan pesawat tersebut tidak akan membawa senjata nuklir dan bahwa tujuan utamanya adalah memperbaiki penerbangan pelatihan bagi pilot. Namun demikian, penerbangan tersebut terjadi dengan latar belakang peningkatan ketegangan antara Rusia dengan beberapa negara Barat. Pengamat juga memandang peristiwa itu sebagai tanda kebangkitan kepercayaan Rusia di pentas dunia. Rusia pada tengah September mengakui satu dari pesawatnya melanggar wilayah udara Finlandia dan menyesalkan yang disebutnya kejadian tak disengaja itu, kata kementerian luar negeri Finlandia, demikian Reuters.(*).
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008