Jakarta (ANTARA News) - Indonesia potensial menjadi wilayah sasaran "dumping" barang-barang ekspor dari negara lain, termasuk Cina menyusul resesi yang terjadi di Amerika Serikat (AS), kata Menteri Perdagangan (Mendag), Mari E. Pangestu. "Itu kemungkinan yang perlu kita cermati, namun biaya produksi di semua negara sebenarnya juga mengalami peningkatan," ujarnya di Gedung Departemen Keuangan (Depkeu) di Jakarta, Selasa. Menurut Mari, jika barang-barang yang semula akan diekspor ke AS kemudian batal karena terjadi resesi, maka yang harus dikhawatirkan adalah jika masuknya barang-barang itu ke Indonesia dilakukan secara ilegal. "Cara untuk mengatasi masalah itu adalah dengan mengurangi upaya penyelundupan," katanya. Sementara itu, menurut dia, jika barang-barang itu masuk secara legal (membayar PPN dan bea masuk) dengan harga yang sangat murah, maka pemerintah mempunyai sejumlah instrumen perdagangan seperti bea masuk anti "dumping", "safeguard", dan lainnya. Mengenai ekspor Indonesia ke AS, Mari mengatakan, penurunan pertumbuhan ekspor Indonesia ke AS sudah mengalami penurunan pada 2007. "Penurunan pertumbuhan ekspor kita ke AS sudah terjadi tahun lalu, pertumbuhan ekspor kita hanya 5 persen tahun lalu, dibanding biasanya yang rata rata 10 persen," katanya. Menurut dia, strategi meningkatkan pertumbuhan ekspor adalah dengan promosi ke pasar-pasar baru. terutama Asia. "Pertumbuhan di Asia relatif masih tinggi baik di Cina, India. Eskportir sendiri sekarang masih melakukan pengalihan pasar," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008