Jakarta (ANTARA News) - Bursa-bursa di kawasan Asia Pasifik berguguran akibat meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap perekonomian AS yang akan berujung pada resesi di AS dan pelambatan perekonomian global.
Direktur PT Asia Kapitalindo Sekuritas Harry Kurniawan di Jakarta, Selasa mengatakan, penurunan indeks kawasan ini karena kekhawatiran akan melemahnya pertumbuhan perekonomian dunia, berdampak negatif terhadap arah bursa regional dan BEI (bursa Efek Indonesia).
Pada saat bursa Wall Street AS tutup karena hari libur nasional memperingati Martin Luther King, bursa kawasan Eropa sebelumnya mengalami anjlok terbesar dalam kurun sejak serangan 11 September di AS.
Rencana Stimulus Ekonomi yang diajukan oleh Presiden George W. Bush untuk mencegah resesi di AS tidak cukup untuk menutupi arus berita buruk dari bank-bank yang menderita dampak krisis di pasar perumahan AS.
Kondisi ini membuat pasar-pasar global, terutama kawasan Asia-Pasifik berguguran akibat kecemasan yang tinggi terhadap ekonomi global.
Di BEI, anjloknya bursa kawasan Asia Pasifik ini telah menyeret indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan terbesar dalam lima tahun terakhir setelah kejadian Bom Bali 2005 yang turun 10,35 persen.
IHSG ditutup turun tajam 191,355 poin berada di 2.294,524 yang merupakan level terendah sejak 21 September 2007 yang berada di 2.299,590.
Sedangkan indeks LQ45 terguling 45,687 poin (8,65 persen) di posisi 482,739, level terendah sejak 21 September 2007 yang ditutup di 483,890.
Pasar saham Australia pada perdagangan Selasa ini juga mengalami keterpurukan terburuk sejak terjadinya insiden serangan teroris 11 September 2001 dimana saham-saham lokal jatuh 7,3 persen menyusul kerugian besar dialami berbagai bursa saham Asia dan Eropa.
Posisi Bursa Saham Australia (ASX) 200 jatuh 394 poin ke 5.187, sedangkan pasar saham lokal telah merugi lebih dari 20 persen sejak November 2007, demikian laporan ABC.
Bursa Taiwan ditutup turun 6,51 persen, Selasa, karena para investor mengikuti pasar-pasar global yang didahului oleh jatuhnya pasar Eropa tadi malam dan berlanjutnya aksi jual di pasar regional, sehingga indeks tertekan hingga ditutup turun 528,24 poin pada 7.581,96.
Bursa Tokyo juga mengalami penurunan tajam sebesar 5,65 persen, untuk berada di posisi terendah sejak 28 bulan terakhir.
Penurunan indeks di bursa Tokyo ini juga disebabkan oleh menguatnya nilai tukar yen terhadap dolar AS yang membuat produk ekspor Jepang kurang kompetitif di pasar global.
Indeks utama Nikkei-225 ditutup turun 752,89 poin pada 12.573,05, ditutup di bawah level psikologis 13.000-poin untuk pertama kalinya sejak September 2005, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama ditutup turun 73,79 poin atau 5,70 persen pada 1.219,95.
Bursa China juga mengalami penurunan tajam, bahkan penurunan terbesar dalam satu hari sejak 4 Juni tahun lalu, dimana indeks utama Shanghai Composite turun 354,68 poin menjadi 4.559,75.
Bursa kawasan China lainnya, Bursa Hongkong juga mengalami penurunan tajam, yakni indeks Hang melemah 2.061,22 poin atau 8,65 persen menjadi 21.757,63.
Untuk bursa kawasan ASEAN juga mengalami penurunan, seperti bursa Thailand dengan indeks komposite (SET) turun 24,99 poin menjadi 741.54, bursa Malaysia dengan Kualalumpur indeks terkoreksi 54,12 poin (3,84 persen) ke posisi 1.354,48 dan Bursa Singapura dengan indeks Straits Time terpuruk 50,59 poin (1,73 persen) di 2.866,55. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008