Depok (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui siaran langsung jarak jauh dari Stasiun Kutoarjo, Jawa Tengah, Selasa meresmikan pengoperasian Depo KRL terbesar di Asia Tenggara, yang terletak di Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Peresmian dari jarak jauh ini bersamaan dengan peresmian jalur rel ganda kereta api antara Kutoarjo-Yogyakarta (64 km) yang merupakan bagian penting dari proyek jalur ganda Kroya-Yogyakarta sepanjang 140 km. Acara peresmian di Kota Depok tersebut dihadiri oleh Sekda Jabar Lek Laksmana, Sekjen Dephub Harijogi, Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail, dan para pejabat Pemkot Depok, Pemprov Jabar, dan PT Kereta Api (Persero). "Pembangunan Depo KRL Depok merupakan upaya pemerintah untuk mengantisipasi peningkatan peran kereta api sebagai komuter utama di Jabodetabek," kata Sekjen Dephub, Harijogi. Pemerintah, lanjut dia, terus melakukan peningkatan dan pembangunan infrastruktur perkeretaapian, salah satunya Depo KRL Depok, sebagai sarana perawatan KRL. Pembangunan fasilitas perawatan KRL ini merupakan bagian dari Jabodetabek Railway System, untuk mendukung kelancaran operasional perjalanan KA di Jabodetabek. Depo KRL Depok memiliki 14 jalur rel stabling (parkir) untuk 224 unit KRL, dilengkapi dengan peralatan canggih untuk melakukan perawatan harian, bulanan dan tahunan KRL. Dukungan fasilitas ini dapat memordenisasi peralatan perawatan yang dimiliki PT KA. Depo KRL Depok mempunyai luas 26 hektar dilengkapi dengan gedung perkantoran 2.200 meter persegi, gedung pemeliharaan 8.600 meter persegi. Panjang kawat listrik aliran atas untuk suplai energi 21.800 meter. Jalur pemeliharaan harian, bulanan, tahunan, dan cuci besar sebanyak dua jalur untuk 16 KRL. Selain itu, di kompleks KRL Depok juga dilengkapi dengan mess masinis 30 kamar yang dilengkapi dengan 120 tempat tidur. Keberadaan Depo KRL Depok dapat menjadi ikon baru perkembangan perkeretaapian karena besarnya Depo, perlengkapan yang digunakan dan berbagai fasilitas pendukung yang di miliki. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008