Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali menawarkan skema pembiayaan sebagai bentuk upaya perkuatan permodalan bagi pelaku Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) tahu dan tempe melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Untuk mengatasi masalah permodalan Kementerian Negara dan Koperasi menawarkan skim KUR bagi KUKM tahu-tempe tanpa agunan," kata Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, dana yang disalurkan dalam program KUR sekitar Rp980 miliar. Pemerintah memberikan perhatian serius berkaitan dengan meningkatnya harga kedelai di pasar lokal. Menurut dia, banyak produsen tahu-tempe terancam gulung tikar akibat naiknya harga kedelai. "Banyak juga pedagang yang kemudian sulit menjual tahu-tempe karena harga menjadi lebih tinggi tetapi daya beli masyarakat justru menurun," katanya. Setidaknya 390 ribu KUKM yang bergerak di bidang produksi tahu-tempe di seluruh Tanah Air saat ini terancam gulung tikar karena kenaikan harga kedelai. "Oleh karena itu untuk mengatasi masalah permodalan pemerintah menawarkan skim KUR," katanya. Kenaikan harga bahan baku tahu-tempe yaitu kedelai hingga 100 persen berdampak pada merosotnya pengusaha tahu-tempe. Kemenkop menawarkan KUR yang merupakan kredit KUKM yang dijamin oleh pemerintah sebesar 70 persen dan oleh perbankan 30 persen. KUR disalurkan untuk sektor ekonomi produktif dengan bunga maksimum 16 persen per tahun dan jumlah kredit maksimum Rp500 juta per debitur. Penyaluran kredit difokuskan pada lima sektor usaha yaitu pertanian, perikanan, kelautan, koperasi, kehutanan, perindustrian, dan perdagangan. Suryadharma mengatakan, fasilitas kredit ini merupakan peluang bagi KUKM tahu-tempe untuk dimanfaatkan baik pelaku KUKM yang tergabung dalam koperasi tahu-tempe maupun produsen produk berbahan baku kedelai lainnya. "Sampai saat ini dilaporkan belum ada perajin tahu-tempe yang mengajukan KUR," kata Menkop. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008