Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mempertahankan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2008 senilai 1,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp74 triliun berkaitan dengan kondisi market tahun 2008 yang diperkirakan lebih sulit dibanding 2007, kata Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati. "Kondisi market 2008 akan lebih sulit dibanding 2007, karena itu pemerintah tidak akan menambah tekanan pembiayaan defisit," ujarnya usai mengikuti rapat koordinasi paripurna tim ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) di Gedung Induk Departemen Keuangan (Depkeu) Jakarta, Selasa. Menkeu menyebutkan, kondisi ekonomi 2008 kemungkinan akan diwarnai dengan turbulensi yang cepat sehingga muncul trend pesimis atas prospek perekonomian global selama 2008. Kecenderungan yang terjada dalam penetapan harga pembiayaan adalah saling menunggu sehingga akan sulit untuk mencari harga yang tepat. "Dalam kondisi seperti itu, pemerintah mempertahankan defisit tetap 1,7 persen sehingga tidak akan ada tambahan tekanan dalam pembiayaan defisit," ujarnya. Menurut Menkeu, dari sisi penerimaan negara, pemerintah terus berusaha meningkatkan penerimaan dari migas, ekspor komoditas, dan deviden BUMN. "Itu yang kita lakukan selama ini, penerimaan pajak maupun bukan pajak tahun lalu (2007) meningkat meskipun kita lakukan restitusi sebesar Rp25 triliun," katanya. Mengenai Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) yang rontok, ia mengatakan, pemerintah memperhatikan perkembangan tersebut. "Kita akan melihat berbagai antisipasi dan alternatif untuk mengatasi masalah itu. Tapi karena perubahannya begitu cepat, pemerintah akan melakukan koordinasi baik dengan Bapepam-LK maupun Bank Indonesia. Saya belum bisa mengumumkan langkah-langkah dimaksud pada saat ini," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008