London (ANTARA News) – Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari, pada Minggu 20/1) malam menyerahkan secara langsung penghargaan "Ksatria Bakti Husada Arutala" kepada dua staf Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Jenewa, Swiss, masing-masing kepada Cecep Herawan, Sekretaris Pertama Ekonomi, dan Acep Somantri, Sekretaris Pertama Politik.
Sebelumnya, Menkes juga menganugerahkan penghargaan "Ksatria Bakti Husada Aditya" kepada Duta Besar/Wakil Tetap RI (Watapri) Jenewa, Makarim Wibisono, dalam satu upacara penganugerahan di Departemen Kesehatan, Jakarta, Desember 2007, ujar Sekretaris Kedua PTRI Jenewa, Yasmi Adriansyah, kepada ANTARA News London.
Menurut Yasmi Adriansyah, Menkes berada di Jenewa dalam rangka menghadiri Sidang "Executive Board" Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) ke-122 yang berlangsung dari tanggal 21 hingga 26 Januari 2008.
Pemberian penghargaan secara khusus kepada Duta Besar (Dubes) Makarim Wibisono dan dua staf PTRI Jenewa tersebut pada dasarnya merupakan pengakuan terhadap kinerja Departemen Luar Negeri, khususnya PTRI Jenewa, dalam memperjuangkan kepentingan nasional di forum multilateral.
Menkes menilai, Makarim Wibisono, Cecep Herawan dan Acep Somantri telah berjasa besar atas dukungannya dalam membantu perjuangan Indonesia memerangi ketidakadilan sistem "virus sharing" yang telah diterapkan oleh WHO, khususnya dalam GISN .
Menurut menkes, sistem "Global Influenza Surveillance Network (GISN)" telah diterapkan selama 60 tahun secara tidak transparan dan tidak adil, serta hanya menguntungkan negara-negara maju dan tidak memberikan pembagian keuntungan secara merata (benefits sharing) kepada negara-negara berkembang.
Melalui serangkaian pertemuan yang diselenggarakan WHO, masyarakat global mengakui perlunya dunia membangun mekanisme "virus sharing" yang lebih adil, transparan dan setara, serta memberikan benefits kepada negara-negara berkembang.
Pemberian penghargaan kepada Makarim Wibisono, Cecep Herawan dan Acep Somantri tersebut juga mencerminkan kerjasama dan kemitraan yang tinggi antar para pemangku kepentingan diplomasi RI. Penghargaan tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan keberhasilan diplomasi RI di berbagai forum multilateral.
Menurut Yasmi Adriansyah, Penghargaan Ksatria Bakti Husada diberikan secara khusus oleh Menkes kepada Makarim Wibisono sebagai penghargaan atas pengabdian yang tinggi di bidang kesehatan.
Tanda penghargaan Ksatria Bakti Husada memiliki tiga kategori, yaitu Aditya (tertinggi), Kartika dan Arutala, diberikan kepada individu yang dengan sukarela telah menyumbangkan tenaga, pikiran dan pengetahuannya dalam mengembangkan program kesehatan serta darma baktinya yang dapat dirasakan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara, demikian Yasmi Adriansyah. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008