Jakarta (ANTARA News) - Paling tidak tiga hal akan menjadi fokus perhatian pemerintah dalam menghadapi ancaman resesi global yang bermula dari perlambatan perekonomian terbesar di dunia, yaitu Amerika Serikat (AS).
"Kita tadi mendiskusikan antisipasi yang perlu dilakukan untuk menghadapi prospek ekonomi dunia yang sudah pasti akan mengalami perlambatan bahkan resesi," kata Menko Perekonomian Boediono.
Boediono menyatakan hal itu seusai rapat koordinasi paripurna tim ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu di Gedung Induk Departemen Keuangan, Jakarta, Selasa.
Menurut Boediono, tiga fokus pemerintah adalah pengamanan APBN, pengamanan stabilitas harga dan pasokan bahan pokok, dan peningkatan koordinasi otoritas moneter dan fiskal.
"Pengamanan APBN penting dilakukan karena APBN merupakan jangkar perekonomian nasional. Semua aspek terkait APBN, termasuk kebijakan penerimaan dan pengeluaran, harus diamankan," katanya.
Pada bidang pangan dan kebutuhan pokok, pemerintah akan menjaga stabilitas harga dan pasokannya dengan berbagai cara, termasuk menghilangkan beban pajak, bea masuk, dan tata niaga.
"Katup-katup pengamanan pangan dan kebutuhan pokok harus disiapkan, termasuk juga upaya peningkatan produksi dalam negeri," katanya.
Program tambahan produksi beras hingga 2 juta ton, menurut Boediono, akan terus dilakukan dengan dukungan dari berbagai segi, seperti penyediaan lahan, irigasi, dan dukungan APBN.
Menurut dia, dalam rangka meningkatkan koordinasi tim ekonomi, pihaknya juga akan mengintensifkan rapat koordinasi paripurna yang diikuti oleh semua anggota tim ekonomi kabinet.
"Ini merupakan rapat koordinasi paripurna pertama pada 2008, rapat seperti ini akan diadakan setiap bulan untuk memecahkan masalah yang muncul," kata Boediono. (*)
Copyright © ANTARA 2008