Semarang (ANTARA) - Rumah Pancasila menyayangkan kurangnya perhatian Pemerintah Kota Semarang terhadap kondisi Monumen Ketenangan Jiwa dan Gedung Marabunta yang terbengkalai dan tidak terawat dengan baik.
"Monumen Ketenangan Jiwa dan Gedung Matabunta merupakan dua peninggalan yang memiliki nilai sejarah penting bagi Kota Semarang," kata pendiri Rumah Pancasila Yosep Parera di Semarang, Senin.
Monumen Ketenangan Jiwa yang berada di pesisir utara Kota Semarang itu kondisi kurang terawat.
Padahal monumen ini menyimpan sejarah tentang peristiwa pertempuran lima hari di Semarang.
"Pertempuran lima hari di Semarang harusnya tidak hanya diperingati di kawasan Tugu Muda, namun harusnya juga di monumen ini," katanya.
Monumen Ketenangan Jiwa menjadi saksi para pejuang Indonesia dan tentara Jepang yang tewas dalam pertempuran itu.
Sementara Gedung Marabunta, kata dia, memiliki nilai sejarah bagi dunia seni budaya Indonesia.
"Marabunta merupakan gedung seni modern pertama yang ada di Indonesia," katanya.
Menurut dia, pertunjungan tari telanjang pertama kali digelar di gedung dengan ikon semut merah raksasa itu.
Namun kini, bangunan yang berdiri pada 1854 itu tidak terawat. "Sayang sekali, saat ini terbengkalai, tidak terawat," katanya.
Oleh karena itu, Rumah Pancasila menyurati Wali Kota Semarang untuk segera melakukan langkah perbaikan terhadap bangunan-bangunan bersejarah itu.
Ia menyebutkan kewenangan Pemerintah Kota Semarang tersebut diatur dalam Perda Nomor 5 tahun 2015.
Selain bisa mendukung sektor pariwisata, kata dia, bangunan bersejarah itu bisa dimanfaatkan untuk kegiatan seni budaya yang digelar reguler.
"Masukan kepada Pemkot Semarang ini bentuk kepedulian masyarakat terhadap peninggalan-peninggalan sejarah yang masih butuh perhatian," katanya.*
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019