Medan (ANTARA News) - Kalangan generasi muda dewasa ini kurang begitu meminati cerita rakyat karena dianggap tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman pada era globalisasi yang serba mutakhir dan modern. "Kalau pada zaman dulu cerita rakyat pernah mengalami masa kejayaan, sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat, namun kenyataannya sekarang cerita rakyat itu sudah mulai ditinggalkan atau telah kehilangan pamor di tengah-tengah masyarakat," kata Sastrawan Sumatera Utara, Damiri Mahmud,di Medan,Senin. Penyebab kaum muda tidak lagi tertarik kepada cerita rakyat menurut dia disebabkan alur cerita maupun tokohnya dianggap sudah ketinggalan zaman. Bahkan boleh dikatakan kalangan generasi muda saat ini telah kehilangan minat membaca dan mendengarkan cerita rakyat yang pada umumnya berhubungan dengan hutan, hewan dan dunia khayalan. Ia mengatakan, kenyataan yang terjadi seperti ini, boleh dikatakan seperti membalikkan citra, apa yang dideskripsikan oleh cerita rakyat itu, bersamaan dengan mulai terjadinya kepunahan hutan serta seluruh kekayaan di dalamnya oleh kemajuan teknologi dan modernisasi. "Kalangan muda itu, kelihatan mulai tidak begitu senang bila melihat tokoh cerita berperan di hutan, namun mereka lebih tertarik dengan kehidupan di kota metropolitan yang serba hiruk pikuk, penuh dengan keramaian," katanya. Lebih lanjut, ia menjelaskan, kalangan generasi muda justru merasa lucu bila membaca sebuah cerita rakyat, dimana seorang tokoh yang sedang naik kuda. Dalam pikiran yang ada di benak mereka, semestinya tokoh dalam cerita rakyat itu, haruslah mengendarai pesawat jet yang serba mutakhir. "Seolah-olah mereka itu hidup pada abad teknologi yang serba fantastis, tampaknya para generasi muda tetap berkeinginan segala sesuatunya harus punya hubungan yang masuk akal dengan lingkungan mereka," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008