Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Syamsul Bachri, atas nama fraksinya di parlemen, menyampaikan kritik keras atas kebijakan pangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menurutnya tidak dapat diterjemahkan instrumen pelaksananya. "Contohnya saja, revitalisasi pertanian yang dicanangkan SBY - JK (Susilo Bambang Yudhoyono- Jusuf Kalla), sulit diterjemahkan di lapangan," tandasnya kepada ANTARA News di Jakarta, Senin. Ia mengatakan itu, merespons kondisi obyektif naiknya terus sejumlah harga kebutuhan pangan, utamanya hasil pertanian, seperti beras, gula, dan terakhir kedelai. "Penilaian kami, revitalisasi pertanian itu tidak bisa diterjemahkan secara elaboratif oleh menteri-menteri terkait," tegas Syamsul Bachri lagi. Akibatnya, lanjutnya, harapan swasembada pangan, khususnya komoditi penting seperti beras, kedelai dan jagung masih jauh. "Itu hanya jadi harapan dan sering jadi retorika oleh para pejabat tinggi," ujar Syamsul Bachri. Sebelumnya, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di DPR RI menilai, pemerintah gagal membenahi tataniaga kedelai. "Terlalu liberal, petani berhadapan langsung dengan pasar global," ujar Ketua Fraksi PAN di DPR RI, Zulkifli H.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008