Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI) mengusulkan adanya pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi subsidi pangan untuk mengurangi tekanan kenaikan harga komoditas yang dialami masyarakat dan menyelamatkan anggaran.
"Pemerintah bisa alihkan subsidi BBM ke subsidi pangan. Itu jauh lebih sensible, porsinya bisa jauh lebih besar ke orang miskin, dibandingkan subsidi bensin," ujar Dr.Chatib Basri, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, subsidi pangan itu seharusnya ditujukan juga untuk Usaha Kecil Menangah (UKM) agar harga makanan masyarakat yang berbasis kedelai dan jagung bis amenjadi lebih murah mengingat harg akomoditi tersebut sedang tinggi.
"Jadi, pertahankan subsidi minyak tanah, alokasikan sebagian subsidi BBM ke jagung, kedelai, terigu , dan sebagainya. Itu lebih `justified`,"ujarnya.
Sementara itu, mengenai rencana pemerintah untuk memberikan subsidi kedelai Rp1.000 per kg, Chatib mengatakan akan berpengaruh terhadap anggaran negara dan jumlahnya akan sangat terbatas.
"Tapi kalau pemerintah mengalokasikan subsidi BBM ke pangan,itu akan sangat menolong. Itu akan jauh lebih efektif," tambahnya.
Apalagi, lanjut dia, konsumsi makanan dari pendapatan masyarakat lebih besar daripada BBM.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008