Solo (ANTARA) - Seorang terduga teroris warga Kampung Semanggi RT 07 RW 05 Kecamatan Pasar Kliwon Solo, Sugeng Riyadi (34) yang ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri, orangnya dikenal pendiam.
"Seorang warganya, Sugeng Riyadi, memang ditangkap oleh petugas Densus 88, di kawasan tanggul Sungai Bengawan Solo Desa Jatiteken Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Sukoharjo, pada Minggu (9/6), pukul 13.00 WIB," kata Ketua RT 07 RW 05 Semanggi, Supardi (54), di Solo, Senin.
Menurut Supardi, Densus 88 kemudian memanggil dirinya untuk dijadikan saksi saat melakukan penggeledahan di rumah, Sugeng, di kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo, RT 07 RW 05 Kampung Semanggi, pada Minggu (9/6) sekitar pukul 19.00 WIB.
Menurut dia, Sugeng dikenal warga sekitar memang orangnya pendiam, dan tidak pernah ikut kegiatan di kampung seperti kerja bakti dan sebagainya.
Sugeng tidak pernah bergaul dengan warga sekitar dan dia sering kegiatan di luar kampung, melaksanakan sholat atau pengajian di luar kampungnya, sehingga warga juga kaget Sugeng ditangkap polisi.
Dia mengatakan ada sekitar tujuh anggota polisi berseragam warna hitam melakukan penggeledahan di dalam rumah Sugeng. Densus 88 mengamankan satu unit handphone dan satu sepeda motor.
"Saya mendengar Sugeng ini, ditangkap karena ada kaitan dengan kejadian bom Kartasura Sukoharjo, beberapa waktu lalu," katanya.
Sugeng, kata dia, sudah dibawa oleh Densus 88 ke Polda Jateng bersama barang bukti handphone, sedangkan sepeda motornya diamankan ke Mapolsek Mojolaban, Sukoharjo.
Menurut Sri Rejeki (60) orang tua Sugeng, anak keempat dari lima bersaudara itu, memang dikenal pendiam. Dia berbeda dengan saudara yang lain, dan temannya banyak dari luar Solo.
Menurut Sri anaknya tersebut bekerja sebagai tenaga buruh sablon, tetapi jika pagi hari dia bejualan kaos dan topi di pasar Klitikan Semanggi. Sugeng sudah mempunyai istri dan dua anak.
Kepala Polsek Mojolaban Polres Sukoharjo, AKP Priyono, saat dikonfirmasi soal adanya penangkapan terduga teroris, Sugeng Riyadi, di wilayah Mojolaban, pada Minggu (9/6), membenarkan. Namun, lebih jelasnya bisa ditanyakan ke Densus 88.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019