Sampit (ANTARA) - Jumlah pengunjung Pantai Ujung Pandaran Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, selama libur Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah tahun 2019, turun drastis dibanding tahun lalu.
"Tahun lalu sekitar 30.000 pengunjung, sedangkan tahun ini hanya sekitar 10.000 lebih pengunjung yang datang. Tahun ini memang lebih sepi," kata Camat Teluk Sampit Juliansyah dihubungi dari Sampit, Senin.
Juliansyah memantau langsung suasana Pantai Ujung Pandaran selama libur Lebaran. Pengunjung berdatangan mulai satu hari setelah Lebaran atau Kamis (5/6) hingga puncaknya Minggu (9/6) kemarin.
Pengunjung lebih banyak berada di pantai kawasan deretan penginapan atau vila, sedangkan lokasi wisata yang disiapkan pemerintah daerah tidak seramai tahun lalu.Pengunjung rela mengeluarkan biaya untuk masuk ke area vila sebab kondisi pantainya lebih bagus karena tidak terdampak abrasi.
Juliansyah menduga, abrasi yang terus terjadi di area pantai yang dikelola pemerintah daerah itu memicu turunnya jumlah pengunjung. Abrasi menyebabkan keindahan pantai menjadi berkurang, sehingga sebagian warga malas datang berwisata, sementara jika harus ke area vila maka pengunjung harus mengeluarkan biaya.
Abrasi yang terjadi beberapa tahun terakhir membawa dampak cukup parah bagi objek wisata andalan Kotawaringin Timur tersebut. Selain sejumlah rumah warga yang harus dibongkar karena pondasinya tergerus, abrasi juga telah merusak beberapa aset wisata seperti gazebo, bundaran dan pohon.
Kerusakan jalan yang masih terjadi di beberapa titik, diduga juga menyebabkan minat masyarakat untuk berwisata ke Pantai Ujung Pandaran menjadi berkurang. Untuk mencapai Pantai Ujung Pandaran yang berjarak sekitar 85 kilometer dari Sampit, Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur, dibutuhkan waktu tempuh sekitar dua jam.
Saat ini kerusakan jalan masih terjadi di beberapa titik seperti di Desa Basawang, Kuin Permai, Rege Lestari dan Lempuyang. Kerusakan jalan berpengaruh terhadap kenyamanan pengunjung saat di perjalanan.
"Kami berharap jalan yang rusak segera diperbaiki dan abrasi bisa ditangani secara maksimal supaya keindahan pantai tetap terjaga sehingga pengunjung kembali ramai datang ke sini. Sektor pariwisata berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat," kata Juliansyah.
Juliansyah juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap beredarnya hoaks atau kabar bohong yang merugikan wisata setempat. Saat libur lebaran lalu, beredar video adanya sejumlah remaja yang meninggal saat berwisata di pantai tersebut.
Kejadian itu disebutkan terjadi di Pantai Ujung Pandaran, padahal kejadian sebenarnya terjadi di salah satu lokasi wisata di Provinsi Lampung. Hoaks itu dinilai sangat merugikan karena akhirnya banyak pengunjung yang membatalkan rencana mereka berwisata ke Pantai Ujung Pandaran.
"Banyak yang menelepon saya dan menyatakan batal ke Ujung Pandaran. Tolong jangan menyebar hoax karena merugikan orang banyak. Dulu saat libur tahun baru juga beredar isu macam-macam, akhirnya saat itu Pantai Ujung Pandaran sepi pengunjung, padahal biasanya ramai," kata Juliansyah.
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019