Jakarta (ANTARA News) - Perempuan yang sedang hamil harus secara serius mempertimbangkan saran "berpuasa" minum kopi, setelah penelitian terbaru menyebutkan bahwa konsumsi kafein - bahkan dalam taraf yang moderat - bisa meningkatkan potensi terjadinya keguguran kehamilan. Badan Standar Makanan Inggris pernah menetapkan batas konsumsi kopi perempuan hamil adalah 300 mg atau sekitar empat cangkir per hari. Namun kemudian sebuah penelitian di Amerika mendapati bahwa 200 mg kafein membuat resiko keguguran dua kali lebih besar dibandingkan resiko perempuan yang tidak menyeruput kopi. Seperti dikutip ANTARA News dari siaran resmi lembaga penelitian Kaiser Permanente, zat kafein tiap harinya dikonsumsi oleh perempuan hamil. Zat itu banyak terdapat di kopi, teh, soda, dan coklat hangat. Penelitian ini mencari keterkaitan langsung antara ciri-ciri kehamilan seperti mual, muntah, dan keogahan semasa hamil dengan dampak langsung seperti keguguran kehamilan. Menurut ketua tim peneliti, De-Kun Li, MD, Ph.D., penelitian ini mengamati pola konsumsi kafein 1.063 perempuan hamil di San Francisco, mulai Oktober 1996 hingga Oktober 1998. Perempuan yang tidak mengubah pola konsumsinya, yakni 200 mg atau lebih per hari, ternyata punya peluang dua kali lebih besar untuk keguguran daripada mereka yang tidak mengkonsumsi kafein. Sementara perempuan yang cuma meminum kurang dari 200 mg (2 cangkir kopi) sehari berpotensi keguguran 40 persen lebih tinggi dibanding mereka yang sama sekali tidak mengasup kafein. Inti dari hasil penelitian ini adalah bahwa perempuan hamil seharusnya berhenti mengkonsumsi kafein selama kehamilan, karena penelitian sudah membuktikan ada kaitan langsung dan kuat antara konsumsi kafein dengan resiko keguguran, kata Li. Mengapa kafein berbahaya buat perempuan hamil? Jawabannya adalah bahwa kafein bisa menembus dinding plasenta dan masuk ke tubuh janin. Sementara itu janin kesulitan mengolah kafein akibat keterbatasan kemampuan metabolisme janin. Kafein juga sangat berbahaya bagi keselamatan janin karena zat ini mempengaruhi perkembangan sel, menghambat arus darah di tali pusat, sehingga ujungnya bisa berakhir fatal karena proses pembangunan janin yang tidak sempurna.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008