Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah merancang satu kebijakan pangan mencakup hampir semua komoditas yang ditujukan sebagai persiapan untuk menghadapi gejolak harga komoditas dimaksud.
"Kebijakan itu secara garis besar dibagi dua yaitu yang menyangkut jangka pendek atau
immediate policy, dan untuk jangka menengah/panjang," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Senin.
Bayu menyebutkan, dalam jangka pendek terdapat dua bentuk kebijakan yaitu pertama melakukan intervensi pengelolaan perdagangan dan biaya-biaya perdagangan. Itu umumnya dalam bentuk pengelolaan pajak atau bea dan pengelolaan terhadap hambatan perdagangan seperti pembebasan bea masuk (BM) untuk kedelai dan penerapan pajak ekspor untuk sawit.
"Pajak dan bea ini bisa
on and off. Kalau diterapkan tidak selamanya, tapi fleksibel," katanya.
Bentuk kedua pada kebijakan jangka pendek adalah pelaksanaan operasi pasar yang bisa dilakukan oleh pemerintah atau swasta melalui program CSR.
"Untuk jangka segera, pemerintah juga akan memberikan
direct support pada masyarakat yang terkena dampak langsung gejolak harga pangan. Ini biasanya dikombinasikan dengan operasi pasar," jelas Bayu.
Sementara untuk jangka menengah dan panjang, kebijakan pemerintah meliputi peningkatan produksi dalam negeri dan pengembangan infrastruktur.
Menurut Bayu, masalah pangan yang akan dihadapi Indonesia dalam beberapa waktu yang akan datang masih akan berat.
"Hampir semua komoditas pangan bijian, kedelai, jagung, beras, dan turunannya untuk produk peternakan akan mengalami tekanan selama 4-6 bulan mendatang, termasuk juga minyak goreng," katanya.
Menurut dia, ke depan pemerintah mencermati dampak harga komoditas terhadap tiga hal. Pertama, terhadap daya beli dan konsumsi masyarakat. Kedua, terhadap usaha mikro kecil yang menggunakan bahan baku dari komoditas itu.
"Ketiga, yang terkait dengan inflasi. Kedelai tidak memberikan dampak inflasi secara langsung, itu kecil sekali. Tapi yang besar pengaruhnya adalah tahu dan tempenya," kata Bayu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008