Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap, hak memesan efek terlebih dulu (right issue) PT Bakrie & Brothers yang direncanakan senilai Rp41 triliun jangan sampai merugikan investor dalam negeri, dan Bakrie harus secara transparan menjelaskan kepada publik apa yang akan dilakukan perusahaan dan apa manfaat serta prospeknya bagi investor. "Kami berharap 'right issue' Bakrie memberikan dampak positif bagi investor. 'Right issue' ini memang fantastis dan manajemen Bakrie harus dapat menjelaskan sedetil mungkin, sehingga investor dapat memutuskan apakah akan mengambil 'right issue' Bakrie atau tidak," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (Dirut BEI), Erry Firmansyah, di Jakarta, Senin. Erry menilai, apa yang dilakukan Bakrie cukup poistif. "Mereka akan menjadikan Bakrie sebagai perusahaan induk investasi dan menyatukan beberapa perusahaan yang terpisah. Sementara, kita belum terbiasa dengan right issue yang besar ini. Karena itu, Bakrie harus transparan dan jangan sampai merugikan investor dalam negeri," ujarnya. "Sepanjang dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada serta tidak merugikan investor, ya silahkan saja jalan. Dan, kami berharap harga reverse stock (sebelum stock split) Bakrie Brothers itu naik, dan jangan sampai turun," ujarnya. Mengenai kemungkinan "right issue" Bakrie tidak terserap pasar, Erry mengatakan, yang terpenting pihak pembeli siaga (standby buyer) punya komitmen penuh untuk membeli saham "right issue" Bakrie sebesar 50 persen, sedangkan 50 persennya akan diserap publik. "Dari apa yang kami dengar manajemen Bakrie optimis right issue tersebut mendapat sambutan positif dari investor dalam negeri dan luar negeri," kata Erry. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008