... terutama makanan meningkat selama Ramadhan. Kami melihat ini adalah penyebab utama...

Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mengatakan inflasi Mei 2019 yang meningkat pesat dibandingkan periode sama dua tahun terakhir lebih karena momentum sebagian besar Ramadhan yang jatuh pada Mei 2019, sehingga permintaan yang tinggi memicu kenaikan harga terutama untuk makanan.

BPS mencatat pada Mei 2019 tejadi inflasi bulanan mencapai 0,68 persen (month to month/mtm), meningkat 47 basis poin dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen dan lebih tinggi 29 basis poin dari inflasi Mei 2017 yang sebesar 0,39 persen.

"Dibandingkan Mei 2018 dan 2017, ini (2019) lebih besar. Namun ini tidak bisa dibandingkan secara langsung, karena pada 2017 puasa (Ramadhan) baru mulai di 25 Mei 2017 dan di 2018 puasa 25 Juni 2019, sednagkan tahun ini puasa pada 5 Mei 2019," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, dalam jumpa pers, di Jakarta, Senin.

Realisasi inflasi di bulan kelima ini juga di atas perkiraan Bank Indonesia yang sebesar 0,47 persen.

Dari komponen inflasi pada Mei 2019, penyebab utama kenaikan harga adalah kelompok harga barang-barang bergejolak (volatile foods) seperti bahan pangan dan makanan.

Selama Mei 2019, kelompok volatile foods menyumbang andil terhadap inflasi nasional hingga 0,43 persen. Tingkat inflasi volatile foods sendiri mencapai 2,18 persen.

"Permintaan barang terutama makanan meningkat selama Ramadhan. Kami melihat ini adalah penyebab utama," ujar dia. Sementara dari komponen tarif barang yang diatur pemerintah (administered process) menyumbang andil 0,09 persen dengan tingkat inflasi 0,48 persen.

Dari administered prices, tarif transportasi memang menjadi salah satu penyebab inflasi. Tarif transportasi antarkota menyumbang andil sebesar 0,04 persen, tarif angkutan udara 0,02 persen dan tarif kereta api sebesar 0,02 persen.

Sedangkan untuk komponen inflasi inti (core inflation), menyumbang andil 0,16 persen terhadap inflasi nasional dengan tingkat inflasi 0,27 persen di Mei 2019.

"Secara tahunan, kita bisa melihat inflasi inti ini 3,12 persen (yoy) jadi masih di atas tiga persen, jadi ini sekaligus menjawab bahwa tidak mencerminkan adanya pelemahan daya beli," ujar dia.

Dengan demikian laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2019 (year to date/ytd) mencapai 1,48 persen, dan inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) sebesar 3,32 persen.

Pewarta: Indra Pribadi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019