Ternyata sentimen itu yang bisa buat rupiahnya menguat

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menguat pasca libur Hari Raya Idul Fitri.

Rupiah menguat 56 poin menjadi Rp14.213 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.269 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi di Jakarta, Senin, mengatakan, sebenarnya selama seminggu kemarin ada sentimen yang mendominasi, yaitu ekspektasi pemangkasan tingkat suku bunga The Fed.

"Soalnya Presiden The Fed St. Louis bilang ada kemungkinan pemangkasan, terus Powell menanggapi kalau The Fed cenderung berhati-hati kalau mau mengubah kebijakan," ujar Dini.

Ekspektasi tersebut diperkuat setelah rilis data ketenagakerjaan non pertanian atau Non Farm Payroll (NFP) AS pada Jumat (7/6) lalu yang ternyata jelek dan jauh di bawah ekspektasi sehingga ekspektasi pasar semakin kencang.

"Tadinya saya pikir rupiah akan cenderung bakal melemah kalau habis pasar tutup, apalagi tutupnya lama, tidak tahunya menguat dan gap-nya jauh lagi. Ternyata sentimen itu yang bisa buat rupiahnya menguat," kata Dini.

Selain itu, kenaikan peringkat Indonesia oleh Standard and Poor's (S&P) sebelum lebaran, semakin menumbuhkan kepercayaan investor.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.231 per dolar AS dibanding sebelumnya di posisi Rp14.385 per dolar AS.

Baca juga: Analis: Pergerakan rupiah dibayangi kebuntuan perundingan AS-China
Baca juga: Analis: Pergerakan rupiah akan terpengaruh pelemahan mata uang regional

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019