Jakarta (ANTARA News) - Pertamina akan mengimpor setidaknya 400.000 ton elpiji tahun 2008 jika program konversi minyak tanah ke elpiji berjalan sesuai rencana. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin mengatakan, kalau program konversi tahun 2008 berjalan lancar, maka kebutuhan elpiji akan bertambah 1,181 juta ton. "Sebanyak 700.000 ton di antaranya akan dipasok kilang dalam negeri, sedang sisanya sekitar 400.000 ton berasal dari impor," katanya. Menurut dia, pihaknya akan mengimpor kekurangan elpiji tersebut di antaranya dari Arab Saudi. Faisal menambahkan, sejauh ini, impor elpiji Pertamina hanya 6.000 ton yang berasal dari Petral, Singapura. Pada tahun 2008, Pertamina menargetkan pendistribusian paket tabung dan kompor kepada 12,5 juta kepala keluarga (KK) di wilayah Jawa, Bali, Palembang, Riau, Medan, Balikpapan, dan Makassar. Sedang pada 2007, Pertamina sudah melakukan distribusi tabung dan kompor ke 3,975 juta KK dengan volume elpiji yang disalurkan 33.425 ton. Pada kesempatan itu, Faisal juga mengatakan, pihaknya menargetkan pembangunan stasiun pengisian elpiji tahun 2008 sebanyak 37 unit. "Sampai tahun 2010, akan dibangun 166 unit, namun khusus tahun 2008 sebanyak 37 unit," katanya. Faisal menambahkan, saat ini, pihaknya sudah memiliki 63 unit stasiun pengisian elpiji. Di tempat terpisah, Deputi Direktur Pemasaran Pertamina Hanung Budya mengatakan, sampai saat ini, pihaknya telah memberi 100 ijin pembangunan stasiun elpiji di seluruh Indonesia kepada pihak swasta. Namun, lanjutnya, pembangunannya terkendala ijin dari pemerintah daerah. "Izinnya lama di pemda. Padahal, pembangunannya hanya tiga bulan," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008