Kumasi, Ghana (ANTARA News) - Kamerun akan memulai perjalanannya merebut Piala Afrika untuk kelima kalinya, Selasa, dalam pertandingan Grup C melawan juara bertahan Mesir. Mesir adalah pemegang gelar Piala Afrika terbanyak, lima kali, sekaligus tim yang membuat Kamerun tidak bisa mengikuti Piala Dunia 2006. Pada Oktober 2005, Kamerun harus menang pada laga terakhir kualifikasi untuk lolos ke Piala Dunia, tetapi mereka ditahan imbang 1-1 oleh Mesir, hasil yang membuat Pantai Gading lolos ke putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya. Kamerun berhasil melupakan kegagalan itu dengan menang dalam lima partai awal kualifikasi Piala Afrika 2008 di grup yang berisikan Rwanda, Guinea Ekuatorial dan Liberia untuk lolos ke putaran final. Pelatih Otto Pfister, yang menggantikan Jules Nyongha, akan memimpin Kamerun. Sudah amat mengenal dunia sepakbola Afrika, pelatih asal Jerman berusia 70 tahun itu yang kerap bepergian itu telah melatih tim nasional Ghana, Pantai Gading, Togo, Sudan, Rwanda, Republik Demokrasi Kongo, Burkina Faso dan Senegal. Menjadi pelatih tim berjuluk 'Singa Perkasa' itu dipandang sebagai salah satu pekerjaan terberat di Afrika. Prestasi Pfister di Afrika termasuk juara Piala Dunia U-17 1991 bersama Ghana serta beberapa gelar domestik dan kontinental saat melatih klub Zemalek dari Mesir. "Jelas ini merupakan salah satu garis besar dalam karir saya, menangani tim seperti Kamerun," kata Pfister kepda AFP. "Dan sekarang jika bisa menghindari cedera, kami berpeluang merebut trofi untuk kelimakalinya. Itu akan sangat memuaskan," jelasnya. Kamerun dan Mesir telah bertemu 21 kali. Tim Firaun itu lebih unggul dengan sembilan kemenangan, tujuh kali imbang, sisanya dimenangi Kamerun. Juara Olimpiade 2000 itu kerap diejek sebagai tim yang memajang para bintang gaek tetapi perlahan bintang muda seperti Alexandre Song --kemenakan kapten Rigobert Song--, bek klub Inggris Reading Andre Bikey dan bintang tim Olimpiade Landry Nguemo mulai dipercaya masuk tim utama. Striker Barcelona Samuel Eto`o tetap menjadi bintang utama tim itu. Eto`o, yang tiga kali menjadi Pemain Terbaik Afrika itu, telah menunjukkan dirinya telah pulih sepenuhnya dari cedera paha yang dideritanya sejak September lalu. Kepulihannya itu ditunjukkan dengan beberapa gol yang dicetaknya baru-baru ini. Dengan 24 gol dalam 60 pertandingan bersama Singa Perkasa, masih banyak gol yang dijanjikan striker tajam itu. Apalagi ia bertekad melewati rekor 33 gol untuk timnas yang ditorehkan Patrick Mboma. Kebangkitan Mesir Terakhir kali mengenakan mahkota Piala Afrika di Burkina Faso 10 tahun lalu, Mesir datang ke Afrika Barat dengan harapan bisa bangkit dan lebih sukses. Meski performa mereka sangat buruk di Senegal 1992, sejarah menunjukkan bahwa Mesir memiliki catatan bagus jika berlaga di Afrika Barat. Mereka mencapai semifinal 1980 (di Nigeria), 1984 (Pantai Gading) dan finish kelima pada 2000 (Ghana/Nigeria) dan 2002 (Mali). Tidak seperti pesaing mereka Kamerun, perjalanan ke Ghana tidaklah mulus bagi pasukan Hassan Shehata itu. Mereka juga baru memastikan tiket ke putaran final pada pertandingan terakhir --sesuatu yang tidak biasa dialami juara lima kali itu. Mesir masih difavoritkan bisa maju hingga perempatfinal meski mereka tidak diperkuat beberapa pemain kunci seperti striker Middlesbrough Mido, Mohamed Barakat dan Hossam Ghaly, yang lebih memilih membela klub ketimbang negara. Bintan Tim Firaun kali ini adalah kapten Ahmed Hassan, yang terpilih sebagai pemain terbaik saat Mesir menjadi tuan rumah dua tahun lalu. Akan tetapi gelandang klub Belgia Anderlecht itu akan absen pada laga pembuka setelah dihukum larangan bertanding tiga kali karena menyerang pemain lawan saat imbang tanpa gol dengan Burundi pada September lalu. Hukuman itu kemudian dikurangi menjadi dua kali setelah banding dan ia telah menjalani setengah dari sanksi itu. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008