Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menargetkan laba bersih tahun ini hanya Rp17,8 triliun atau turun 27,3 persen dibandingkan laba bersih 2007 sebesar Rp24,5 triliun. Direktur Keuangan Pertamina, Frederick Siahaan, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin, mengatakan penurunan laba tersebut terutama karena besaran alpha BBM bersubsidi turun dari 14,1 persen pada tahun 2007 menjadi 13,5 persen pada 2008. Turunnya alpha itu membuat laba Pertamina setelah pajak dalam pendistrbusian BBM bersubsidi pada 2008 turun menjadi Rp865,6 miliar dari 2007 yang mencapai Rp4,57 triliun. "Sedang, laba usaha hilir secara keseluruhan setelah pajak tahun 2008 juga menurun menjadi Rp3,19 triliun dibandingkan 2007 yang mencapai Rp10,8 triliun," katanya. Menurut dia, persentase laba usaha hilir terhadap laba total 2008 turun menjadi 16 persen dari sebelumnya 44 persen pada 2007, sedangkan persentase laba usaha BBM bersubsidi terhadap total laba turun dari 19 persen ke lima persen. Besaran alpha sebesar 13,5 persen merupakan komponen biaya distribusi dan marjin yang diperoleh Pertamina dalam penyediaan BBM bersubsidi. Selain alpha BBM bersubsidi sebesar 13,5 persen itu, alpha ke PT PLN (Persero) juga menurun dari 14,1 persen menjadi 9,5 persen. Frederick juga mengatakan, pendapatan Pertamina di sektor hilir, khususnya pendistribusian BBM bersubsidi, pada 2008 mencapai Rp166,7 triliun atau menurun dibandingkan 2007 yang Rp210,79 triliun. Akibatnya, laba usaha pendistribusian BBM bersubsidi sebelum pajak turun dari Rp6,53 triliun pada 2007 menjadi Rp1,24 triliun pada 2008, sementara laba usaha BBM bersubsidi setelah pajak turun dari Rp4,57 triliun pada 2007 menjadi Rp865,6 miliar. Dikatakannya persentase marjin BBM bersubsidi, yakni laba sebelum pajak terhadap pendapatan, menurun dari 3,1 persen tahun 2007 menjadi 0,7 persen pada 2008. "Jadi, bisa dilihat dengan alpha 13,5 persen, marjin BBM bersubsidi hanya 0,7 persen. Padahal, sumber daya yang kami kerahkan mencapai 60-70 persen," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008