Jayapura (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat menyatakan gempabumi tektonik berkekuatan 5,4 skala Richter pada Minggu pukul 18.53 WIB mengguncang Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua tidak berpotensi tsunami.

Dari keterangan tertulis yang diterima dari Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, Minggu, menyebutkan hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan magnitudo 5,4 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 5,3.

"Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,7 Lintang Selatan dan 139,67 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 90 kilometer arah barat Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua pada kedalaman 42 kilometer," katanya.

Menurut dia, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif Mamberamo "Thrust Belt."

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Jayapura ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (thrust fault)," katanya.

Guncangan gempabumi ini, kata dia, dilaporkan dirasakan di daerah Genyem III-IV MMI, di Jayapura II-III MMI dan di Kabupaten Keerom II-III MMI.

Hingga kini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami

"Hingga pukul 19.20 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempabumi susulan (aftershock)," katanya.

Ia mengimbau kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Rahmat memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user pemda ,pwd pemda-bmkg) atau infobmkg.

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019