Havana (ANTARA News) - Parlemen Kuba akan memutuskan tentang masa depan pemimpin negara itu yang sakit-sakitan, Fidel Castro, pada saat parlemen akan bersidang 24 Februari depan.
Pernyataan itu dikemukakan oleh presiden sementara Raul Castro, Ahad, ketika rakyat Kuba sedang menentukan pilihannya dalam pemilihan umum di negara itu.
Dalam pernyataannya, Raul Castro, 76 tahun, mengatakan Majelis Nasional Kuba akan memilih presiden Kuba 24 Februari di tengah spekulasi bahwa Fidel Castro tidak akan dipilih untuk pertama kalinya sejak hampir lima dasawarsa terakhir.
"Saya bisa katakan dalam pemilihan mendatang saya akan memilihnya," kata Wakil Presiden Carlos Lage, 56 tahun, yang sering disebut-sebut sebagai pengganti Fidel Castro, 81 tahun, saat ditanya para wartawan apakah Fidel Castro akan memimpin Kuba kembali.
Lebih dari delapan juta suara akan menentukan pilihannya terhadap calon-calon dari partai tunggal negara itu, yakni Partai Komunis, untuk anggota Majelis Nasional, yang akan menentukan kelanjutan nasib politik Castro.
Castro, 81 tahun, yang berada di luar kekuasaan hampir 18 bulan setelah mengalami operasi bedah organ dalam tubuhnya, adalah di antara 614 calon anggota legislatif itu, yang akan memilih 31 anggota parlemen untuk duduk di Dewan Negara yang dipimpin presiden.
Rakyat Kuba selama berbulan-bulan menunggu berkembangan berita apakah Fidel Castro akan melanjutkan kekuasaannya atau mengundurkan diri secara resmi.
Beberapa spekulasi menyatakan, menteri pertahanan dan orang kuat kedua Kuba, Raul Castro, mungkin yang akan tampil sebagai presiden atau pejabat penting lainnya untuk mengakhiri dominasi Fidel Castro.
Masa depan Fidel Castro dipertanyakan sejak dia menyerahkan kekuasaan kepada adiknya, Raul Castro, pada 31 Juli 2006, untuk sementara dia belum sembuh dari sakit.
Namun kalangan tua, yang mengambil-alih kekuasaan pada 1959, mengisyaratkan menentang rencana itu.
Pada Desember lalu, dia mengumumkan untuk pertama kalinya bahwa dia akan tidak akan memegang kekuasaan atau menghambat kemauan para pemimpin dari kalangan generasi muda, setelah dia tidak muncul di depan publik selama beberapa tahun.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Felipe Perez Roque, yang juga disebut-sebut berpotensi sebagai pengganti Castro, menjelaskan di televisi bahwa pemerintah dari generasi pendiri masih bisa bertahan lama.
Sementara itu Rabu lalu, Castro muncul untuk pertama kalinya dalam video selama tiga bulan terakhir, yang disiarkan oleh televisi negara Kuba.
Dengan mengenakan jaket, tampak Castro sedang berbicara dengan Presiden Brazilia, Luiz Inacio Lula da Silva. "Saya merasa sehat," katanya, seperti diberitakan AFP.
Sebelumnya, video terakhir Fidel Castro ditayangkan 14 Oktober setelah bertemu dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008