Pantai Kenjeran yang dulu terkenal sebagai tempat mesum saat ini sudah menjadi tempat yang indah untuk berwisata.

Surabaya (ANTARA) - Kawasan Jembatan Suroboyo di Jalan Raya Pantai Lama No. 600, Kenjeran, Bulak, Kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi lokasi swafoto bagi sejumlah warga pada saat libur Lebaran tahun ini, Minggu (9/6).

"Tempatnya bagus untuk berfoto ria di sini," kata salah seorang warga Rungkut, Surabaya, Zakiyah.

Ia mengaku sudah dua kali ini mendatangi Jembatan Suroboyo bersama keluarga. Hanya saja kedatangan yang kedua kalinya ini pada sore hari.

"Pertama kali dulu saat ini ke sini malam hari. Jadi sempat melihat air mancur menari warna-warni," ujarnya.

Menurut dia, Pantai Kenjeran yang dulu terkenal sebagai tempat mesum saat ini sudah menjadi tempat yang indah untuk berwisata. "Saya bangga Surabaya kini sudah banyak perubahan," katanya.

Ia mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang menyediakan fasilitas wisata pantai yang cukup cantik. Meski bukan keindahan laut biru yang disajikan, pemandangan apik dari jembatan, kampung nelayan warna-warni, dan air mancur menari, cukup menjadi magnet bagi wisatawan.

Hal sama juga disampaikan warga Surabaya lainnya, Hani. Ia mengaku senang bisa bersama-sama teman-temannya berswafoto di Jembatan Suroboyo. "Ini mumpung libur Lebaran, jadi saya sempatkan bersama teman-teman datang ke sini," katanya.

Diketahui Jembatan Suroboyo diresmikan pada 9 Juli 2016 oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Jembatan Suroboyo ini menghubungkan Jembatan Suramadu sampai ke Bandara Juanda lewat Jalan MERR atau lewat tengah kota Surabaya.

Jembatan dirancang dengan 150 tiang penyangga dengan panjang 800 meter. Wali Kota Surabaya menyatakan bahwa Jembatan Suroboyo di kawasan Pantai Kenjeran Surabaya masuk dalam daftar 10 jembatan terbaik di dunia.

Pesona wisata yang bisa dinikmati di Jembatan Suroboyo di antaranya bisa melihat pantai secara langsung, bisa melihat luasnya laut dari atas jembatan penyeberangan, bisa lihat jembatan Suramadu, bisa lihat air mancur warna warni dan menari-nari pada sore sampai malam hari.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019