Roma (ANTARA News) - Parma yang bermain dengan 10 orang hampir saja membuat kejutan besar dengan mengalahkan juara Liga Italia Inter Milan untuk pertamakalinya musim ini, tetapi impian indah itu terenggut karena kesalahan wasit pada pertandingan di San Siro dan harus menyerah 2-3, Minggu. Parma tampil dengan semangat besar dan seiring waktu berjalan, dan bertanding di bawah tekanan kubu tuan rumah, mereka mampu unggul 2-1. Tetapi keputusan penalti membuat Inter dapat menyamakan kedudukan dan kemudian pencetak gol terbanyak Zlatan Ibrahimovich memastikan tiga poin pada saat injury time dan membuat Parma kecewa. Esteban Cambiasso mampu memasuki area penalti untuk menyarangkan gol yang membawa Inter terlebih dulu unggul pada 30 menit pertama, tetapi penyelesaian akhir dari Luca Cigarini 10 menit kemudian mampu menyamakan kedudukan dan 21 menit kemudian Andrea Gasbarroni mampu membuat Parma unggul. Inter mencoba terus menekan dan saat menjelang akhir pertandingan diberikan penalti yang kontroversial yang tampaknya merupakan handball oleh bek Portugis Fernando Couto. Pemain Swedia Ibrahimovic melesakkan tendangan dari titik putih pada menit ke-88 tetapi siaran ulang dari televisi menunjukkan bahwa sebenarnya tidak perlu terjadi penalti. Meski merentangkan lengan, sebenarnya kepala Couto-lah yang mengenai bola untuk membelokkan bola tendangan Ibrahimovic, tetapi penjaga garis menyatakan ada penalti dan Couto dikartu merah. Ibrahimovic mengontrol umpan silang dari pemain pengganti Julio Cruz sebelum melesakkan bola itu dari jarak dekat. Hasil pertandingan itu tidak hanya akan membuat Parma kecewa, tetapi juga Roma yang mengalahkan klub Catania 2-0 dan mereka hampir mampu memperkecil keunggulan tujuh poin Inter di puncak klasemen. Pada pertandingan yang diwarnai kerusuhan penonton, dengan tiga pendukung Catania mengalami luka tusuk, pemain asal Prancis Ludovic Giuly membuka keunggulan pada menit kedelapan, memanfaatkan bola muntahan dari tendangan Rodrigo Taddei yang membentur tiang gawang. Daniele De Rossi semakin memastikan keunggulan dari titik penalti setelah Taddei dijatuhkan di area penalti. Sementara itu, Alberto Gilardino mencetak gol pada injury time untuk menghidupkan harapan AC Milan lolos kualifikasi Liga Champion musim depan saat mereka menang 1-0 atas Udinese. Tiga poin yang diperoleh tersebut membuat Milan memperkecil ketertinggalan dari Fiorentina yang berada di posisi keempat, yang mengalahkan Torino 2-1 pada Sabtu, menjadi 10 poin, meski juara Eropa itu masih menyisakan tiga pertandingan. Pelatih Milan Carlo Ancelotti merasa sedikit terbawa emosi atas penampilan Gilardino selama delapan menit itu. "Gilardino ialah pemain yang baik, dalam delapan menit ia mampu melakukan lebih dari apa yang bisa dilakukan Pato dan Ronaldo dalam 90 menit," katanya. "Saya selalu mengatakan, bukan masalah lama waktu bermain tetapi kualitas pemain. Ia adalah pemain yang baik dan selalu siap ketika dibutuhkan." Kesempatan pertama yang dimiliki Milan dari tendangan Ronaldo pada menit ke-26 tidak mampu membuahkan gol, tetapi kiper asal Australia Zeljko Kalac yang mampu membuat kedudukan tidak berubah hingga akhir pertandingan. Ia melakukan banyak penyelamatan dari tendangan Simone Pepe dan duo pemain tim nasional Italia Antonio Di Natale dan Fabio Quagliarella. Quagliarella memiliki dua kesempatan emas untuk memecah kebuntuan setelah paruh pertama tetapi gagal memanfaatkan bola pada kesempatan pertama dan tendangannya masih terlalu tinggi di atas mistar gawang pada kesempatan kedua. Sementara itu, Juve masih berada di posisi ketiga tetapi terpaut 12 poin dari Inter saat mereka bermain imbang 0-0 melawan Sampdoria, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008