Kotabaru (ANTARA) - Sejumlah kawasan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan dikepung banjir dan tanah longsor akibat intensitas hujan yang tinggi dalam tiga hari terakhir.
Klimaksnya Sabtu, bersamaan H+3 Idul Fitri 1440 Hijriyah terjadi banjir hampir merata di beberapa tempat diantaranya Kecamatan Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, Pulau Laut Timur dan juga di beberapa desa di Kecamatan Kelumpang Selatan.
Abu Ghinan, warga Jl Nilam Kelurahan Dirgahayu Pulau Laut Utara yang rumahnya terkena banjir hingga satu meter lebih, Ahad, mengaku musibah banjir saat ini merupakan kondisi terburuk dalam enam tahun terakhir.
"Sejak saya tinggal di sini 2013 lalu, memang beberapa kali terjadi luapan air hingga masuk ke rumah, tapi banjir kali ini yang terburuk karena genangan air bukan hanya masuk teras, tapi hingga masuk seluruh ruang kamar," ujarnya.
Dikatakannya, intensitas hujan sejak usai lebaran memang relatif tinggi, namun demikian ia menganggap masih dalam batas wajar.
Namun pada tiga hari setelah lebaran, hujan yang turun sejak dini hari mengakibatkan luapan air begitu cepat dan dalam waktu yang tidak terlalu lama genangan air kian meninggi, namun beberapa saat kemudian reda dan air berangsur surut.
Tapi hujan yang terus berlangsung, genangan yang tadinya sempat surut, tiba-tiba sekira sekira jam 10.00 Wita banjir kian tinggi dan bahkan masuk ke seluruh ruangan rumah. Akibatnya sejumlah perkakas yang belum sempat diamankan menjadi basah terendam air.
Sementara hal yang sama dialami Hayati, warga Sungai Paring RT 14 Desa Stagen, rumah miliknya dan sejumlah warga lainnya terendam banjir sejak siang dan baru surut sekira pukul 16.00 Wita.
"Saya berlebaran ke Banjarmasin sejak H-2, jadi rumah tidak ada yang menghuni, akibat banjir sehingga hammpir perabot rumah basah terendam air," katanya.
Pantauan, banjir yang melanda di sejumlah kawasan hampir merata di Pulau Laut, namun kondisi terparah terjadi di Desa Gunung Sari, ketinggian air hingga atap rumah warga.
Genangan air sangat dirasakan oleh warga yang melakukan perjalanan dari dan ke Kotabaru, karena sejumlah titik digenangi luapan air sehingga menghambat kendaraan yang lewat.
Sejak dari Sungai Pinang, Desa Selaru hingga Desa Sungup sejumlah ruas jalan digenangi banjir dengan ketinggian air bervariasi, sehingga banyak kendaraan roda dua tidak bisa melanjutkan perjalanan karena mesin mati akibat kemasukan air.
Atas kondisi tersebut, sejumlah warga dibantu beberapa aparat turun ke jalan untuk membantu pra pengguna jalan dengan memandu kendaraan yang dikendarai agar tidak terpesorok keluar dari badan jalan yang digenangi derasnya banjir.
Hal yang sama terjadi di kawasan perkotaan, banjir menggenangi sejumlah ruas jalan diantaranya Jl H Agus Salim, Jl Pangeran Kacil Desa Hilir Muara, Desa Baharu Utara dan Selatan. Selain itu Jalan Veteran, Jalan Depan Kantor KPU Jalan Sungai Taib Jalan Simpang Gunung Ulin.
Kondisi yang sama juga terjadi di Jl Raya Berangas Desa Teluk Gosong, banjir yang terjadi menggakibatkan tanah longsor hingga menutup badan jalan.
Pada bagian lain, di Desa Bumi Asih Kecamatan Kelumpang Selatan juga terjadi banjir yang merendam puluhan bahkan ratusan hektar sawah.
Sariman, warga setempat mengaku sawah miliknya dan warga lainnya terendam banjir, padahal tanaman padi menjelang berbuah.
"Hujan dalam tiga hari terakhir cukup tinggi, puncaknya hari ini hingga banjir di sepanjang jalan desa bahkan kondisi terparah sawah warga seperti lautan," ujarnya.***3***
Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019