Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 20 orang pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Barisan Muda Hati Nurani Rakyat (BM Hanura), diusir polisi, dan spanduk yang dibawanya disita saat hendak berdoa di depan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan, Minggu. Di dalam poster dan leaflet yang mereka bawa, tertulis "Do`a Bersama untuk Soeharto" dan "Demi Kesembuhan Soeharto". Massa yang berkaos warna putih dan di belakangnya tertulis "Pokoke Wiranto Oke" itu, tiba di depan RSPP dimana mantan Presiden, HM Soeharto, masih dirawat, sekitar pukul 16.45 WIB. Mereka kemudian berbaris rapi sembari membentangkan spanduk warna putih, namun tidak lama kemudian petugas kepolisian yang berjaga-jaga di RSPP mengusir karena aksi itu tidak ada izin. Bahkan aksi tersebut dikhawatirkan akan mengganggu arus kendaraan yang melintasi kawasan tersebut. Kemudian mereka digiring menjauhi RSPP menuju ke arah Jalan Barito I, sembari tidak melakukan perlawanan yang berbeda halnya dengan aksi unjuk rasa pada Sabtu (19/1). "Mereka itu demo tidak ada izin, serta melakukan di depan RSPP karena bisa menimbulkan kemacetan panjang," kata salah seorang petugas kepolisian, AKP Deddy Arnadi. Sementara itu, sejumlah wartawan baik media cetak maupun media elektronik, sampai sekarang masih bertahan di depan lobi gedung RSPP guna menunggu perkembangan kesehatan mantan orang nomor satu di tanah air itu. Saat ada informasi unjuk rasa tersebut, para wartawan yang sedang bersantai langsung bergerak menuju pintu gerbang. "Kok, jumlah wartawannya lebih banyak dibandingkan pengunjuk rasa," celetuk salah seorang penumpang metromini yang terjebak macet akibat demo sesaat itu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008