Bandarlampung (ANTARA Mews)- Lembaga kajian The Indonesian Institute (TII) berpendapat, perekrutan artis- artis ke partai politik masih efektif sebagai pengumpul suara (vote getter) dalam Pemilu legislatif tahun 2009, karena mereka dinilai bisa menaikkan citra Parpol.
"Tapi untuk jabatan eksekutif, seperti bupati, walikota dan gubernur, apalagi presiden, masih sulit bagi masyarakat untuk berspekulasi dengan memilih artis," kata Direktur Eksekutif TII, Jeffrey Geovanie, di Jakarta, Minggu.
Namun ia memberikan kekecualian bagi artis yang populer dan memiliki konsistensi yang panjang di dunia hiburan.
"Misalnya artis senior kita itu populer dan konsisten di dunia hiburan, seperti halnya Ronald Reagan di AS, tentu punya peluang untuk dipilih di jabatan eksekutif," katanya.
Menggunakan artis sebagai "vote getter" sebenarnya bukan hal yang baru di pentas politik Indonesia. Misalnya di era Orde Baru, artis- artis senior sudah ditarik ke Parpol.
Berdasarkan catatan, pada Pemilu 2004, artis- artis juga dijadikan sebagai "vote getter" dengan mengajukannya sebagai calon anggota dewan, seperti di Partai Demokrat, Golkar, PAN dan PDIP.
Pasca Pemilu 2004, artis juga dijadikan sebagai "vote getter" dalam pemilihan kepala daerah, seperti Marissa Haque yang berpasangan dengan Zulkieflimansyah dalam Pilkada Gubernur Banten tahun 2006.
Dalam berbagai Pilkada tahun 2007, artis yang maju dalam pemilihan kepala daerah adalah pasangan H Ismet Iskandar - Rano Karno dalam Pilkada Bupati Tangerang, dan pasangan Ahmad Heryawan- Dede Yusuf dalam Pilkada Gubernur Jawa Barat.
Artis masuk Parpol juga terjadi di tahun 2008 seperti halnya di tahun- tahun sebelumnya, seperti "Oneng" atau Rieke Diah Pitaloka yang bergabung dengan PDIP dengan alasan kesamaan perjuangan.
Karena dinilai efektif sebagai "vote getter", artis juga kerap menjadi juru kampanye pasangan tertentu dalam pemilihan kepala daerah.
Menurut Jeffrie, sejumlah artis dan olahragawan memiliki kualitas untuk menduduki jabatan legislatif, seperti Nurul Arifin (Golkar) maupun olahragawan seperti GM Utut Adianto, GM Ardiyansah, perenang Richard Sambera dan pebulutangkis Icuk Sugiarto.
"Mereka adalah figur- figur yang sudah mapan dan matang untuk diterjunkan menjadi anggota DPR tahun 2009 yang akan datang," katanya.
Sementara itu, pengamat politik dari UGM, Arie Sujito, mengatakan, banyaknya artis yang masuk atau berpindah partai politik hanya merupakan "pertunjukan politik" yang mengandalkan popularitas figur sehingga tidak akan berguna bagi masa depan partai.
Ia juga menilai artis yang masuk atau pindah parpol tidak lebih dari "drama politik" yang tidak akan mampu membangun basis massa yang kuat.
"Artis selama ini memang memiliki nilai tinggi yang diharapkan mampu mempengaruhi masyarakat khususnya menyalurkan aspirasi politik mereka. Namun modal ini tidak cukup untuk membangun basis massa," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008