Jakarta (ANTARA News) - Rongga mulut mantan Presiden Soeharto sudah bisa dibersihkan setelah dilakukan pemindahan terhadap alat bantu yang sebelumnya dipasang di mulut.
Anggota Tim Dokter Kepresidenan, Hadiarto Mangunnegoro, dalam jumpa pers di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Minggu, mengemukakan dengan pemidahan alat tersebut, maka risiko infeksi berkurang.
"Sampai hari ke-17 kita bisa mengendalikan infeksi dan ini merupakan prestasi yang luar biasa," katanya.
Dijelaskannya, sepsis merupakan ancaman terbesar yang menyebabkan infeksi dan biasanya sepsis bersumber kateter pada saluran kemih yang saat ini tidak lagi dipasang. Kateter yang ada pada pemuluh darah.
Ancaman terbesar terjadi pada pemasangan alat ventilator yang semula dipasang di mulut dan saat ini telah dipindah leher.
Untuk dapat mengdalikan infeksi, Tim Dokter Kepresidenan memberikan obat-obatan dan makanan yang dapat mendorong daya tahan (imun sistem). Dokter juga menggunakan biakan untuk mengindentifikasi kuman dan menyesuaikan antibiotik hasil biakan serta hasil kepekaan terhadap kuman.
"Ini yang menyebabkan infeksi dapat dikendalikan," katanya.
Tim Dokter Kepresidenan menjelaskan bahwa keadaan umum memperlihatkan kesehatan Pak Harto mengalami kemajuan, namun mantan penguasa Orde Baru itu tetap tidak diizinkan menerima kunjungan.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Dokter Kepresidenan dr Mardjo Soebiandono didampingi anggota tim lain dalam jumpa pers di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan, Minggu pagi.
Menurut Mardjo, tekanan darah Pak Harto stabil dan pernafasan secara bertahap sudah dilatih menjadi spontan. Begitu juga fungsi jantung dan paru-paru membaik. Sedangkan tanda-tanda infeksi sistemik sampai saat ini masih dapat dikendalikan
Sesuai rencana sejak pukul 16.00 WIB Sabtu (19/1) sudah dilakukan pemindahan tude ventilator ke leher (trakiostomi)
"Program hari ini meneruskan perbaikan keadaan umum, menanggulangi infeksi, memberi latihan untuk memulihkan otot-otot dan perawatan intensif lainnya secara maksimal," kata Mardjo.
Mardjo menyatakan, tim dokter tetap tidak mengizinkan Pak Harto menerima kunjungan. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008