Tokyo (ANTARA News) - Kondisi kritis yang tengah dialami mantan Presiden Soeharto, ternyata tetap mendapat perhatian dari Ratna Sari Dewi Soekarno, janda mendiang presiden pertama Indonesia, Soekarno. "Kalau dibandingkan dengan keadaan Bapak (Soekarno, red), Soeharto masih lebih beruntung. Saat sakit anggota keluarga Soeharto masih bebas menjenguknya, sedangkan di waktu Bapak sungguh tidak enak," kata Dewi Soekarno dalam perbincangannya dengan ANTARA di Tokyo, Sabtu. Ia pun lantas menceritakan bagaimana Bung Karno mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dari Soeharto, padahal Soekarno merupakan orang besar bagi bangsa Indonesia. Status tahanan rumah, larangan untuk dikunjungi dan perlakuan lainnya yang tidak semestinya bagi seorang Bapak Bangsa, membuat perempuan yang bernama asli Naoko Nemoto itu sulit untuk memaafkan Soeharto, orang yang dianggapnya paling bertangungjawab atas kesehatan Soekarno waktu itu. "Untuk bisa dimaafkan, Soeharto harus minta maaf lebih dulu terhadap Bapak," katanya lagi. Apa yang dialami Soeharto sekarang, menurut Dewi Soekarno, berbeda jauh. Soeharto dalam pandangannya lebih enak. Tidak diasingkan dan juga tidak dianiaya. Kalau Soekarno justru menderita di saat-saat terakhir hidupnya. "Saya ada di Wisma Yaso, di saat-saat terakhir Bapak. Saya masih sempat menjaganya. Bapak juga dibuat seperti meninggal karena over dosis," kata wanita kelahiran Tokyo, 6 Februari 1940 itu emosional. Kondisi lainnya yang membuat Soeharto lebih beruntung dibanding Bung Karno, kata Dewi lagi, adalah sikap pemerintah yang tidak tegas serta situasi politik Indonesia yang juga tidak memojokkan Soeharto. Tuntutan hukum Lebih jauh, Dewi Soekarno yang sempat menghebohkan Jepang dan Indonesia karena foto-foto seronoknya dalam buku "Madame Syuga" itu menegaskan bahwa persoalan hukum yang menyelimuti Soeharto saat ini juga harus terus diperjuangkan pemerintahan sekarang. "Soeharto jatuh karena membuat negara Indonesia susah dan memiliki utang yang banyak, sedangkan Bapak justru memerdekakan bangsa Indonesia," ujar Dewi yang tetap mempertahankan status WNI-nya. Perkenalan Dewi Soekarno dengan Bung Karno terjadi lewat bantuan seorang relasi di Hotel Imperial, Tokyo. Saat berkunjung kembali ke Jakarta, Presiden pertama RI itu membisikan lamarannya, "Jadilah kau sumber inspirasi dan kekuatanku." Dewi mengaku terpesona pada kharisma lelaki yang dikaguminya itu, dan akhirnya mereka menikah, dan sejak itu ia beroleh nama Ratna Sari Dewi. Menjelang redupnya kekuasaan Bung Karno, Dewi meninggalkan Indonesia. Dewi pun dituding tidak setia, karena meninggalkan Bung Karno dalam situasi yang sulit. Dewi lantas membantahnya. "Saya ingin menyertai selamanya, namun Bapak memaksa saya untuk pergi demi keselamatan saya dan bayi yang saya kandung," katanya. Dewi Soekarno kini menjadi selebritis di Jepang. Dirinya kerap tampil dalam acara-acara di televise-televisi Jepang. (*)
Copyright © ANTARA 2008