Melbourne (ANTARA News) - Sania Mirza mengatakan ia akan banyak mengambil hal positif dari kekalahannya dari Venus Williams di Australia Terbuka, Sabtu, dan menyukai berfikir bahwa ia berbuat untuk kebanggaan negaranya. Pemain utama India tersebut berjuang keras melawan juara Grand Slam enam kali dan unggulan kedelapan itu, dengan terus melancarkan pukulan-pukulan keras dalam pertandingan babak ketiga turnamen tersebut. "Sebenarnya, saya sedikit kecewa, karena saya merasa saya bisa memenangi set pertama dan membuat kedudukan 5-4," kata unggulan ke-31 itu setelah kalah 7-6 (7/0), 6-4 dalam pertandingan di lapangan utama. "Saya mengambil banyak hal positif dari pertandingan tersebut. Saya maksudkan, dia dianggap sebagai salah satu pemain yang mempunyai pukulan keras dalam pertandingan, dan saya bisa menandinginginya. Dan saya kira itu merupakan hal yang sangat baik bagi saya, bagi kepercayaan saya. "Sebenarnya saya sudah menuingkatkannya dalam dua hari belakangan ini. Ia hanya menekan pedal gas saat ia memerlukan, dan saya tidak. Saya kira itulah perbedaannya. Tetapi saya kira ini belum berakhir," katanya. Petenis yang bermukim di Hyderabad itu datang ke turnamen tersebut di bawah bayang-bayang awan kelabu setelah menimbulkan kontroversi di tanah airnya, tetapi diabaikannya demi menunjukkan bakatnya. Dan ia merasa berbesar hati dengan penampilannya. "Sudah tentu, dia datang dengan membaw kartu As yang diperlukan hari ini, dan saya tidak, tetapi saya melakukan servis dengan sangat baik," katanya. Sementara Mirza mendapat kecaman dari kaum fundamentalis Muslim karena cara berpakaiannya di lapangan, ia mengatakan ia sangat bangga menjadi orang India dan berharap ia menjadi kebanggaan negaranya. "Di mata saya, saya mewakili negara saya sepanjang waktu," katanya. "Saya berasal dari India. Setiap orang tahu saya berasal dari India. Saya bermain untuk negara saya. Ya, olahraga ini memang olahraga individu dan segala sesuatunya, tetapi saya kira orang menghubungkan saya dengan negara kami. Saya menyintainya. Saya suka bermain untuk mereka," katanya kepada AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008